Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Catatan Profesor Nes | Cerpen Yuditeha
Ilustrasi: Jenifer renzel

Catatan Profesor Nes | Cerpen Yuditeha



Bulan Agustus 1971, beberapa ilmuwan dari National Academy of Science United State (NAS) melakukan kunjungan ke laboratorium pribadi milik Profesor Nes yang sebelumnya ditutup lama sehubungan dengan proses penyidikan kasus dugaan pembunuhan atas diri Profesor Nes yang waktu itu ditemukan tak bernyawa dalam keadaan tergeletak di lantai lab. Kasus itu akhirnya tidak terpecahkan, bahkan pihak kepolisian memutuskan menutup kasus tersebut karena hasil dari semua penyidikan yang mereka lakukan tidak ditemukan cukup bukti yang mengarah bahwa kematian itu karena pembunuhan. Profesor Nes dianggap mengalami kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium karena di badannya tidak ada tanda-tanda penganiayaan.

Pihak NAS percaya dengan apa yang diputuskan polisi, yang senyatanya hal itu memang telah menjadi wewenangnya. Kedatangan NAS ke laboratorium tidak ada hubungannya dengan kasus tersebut, melainkan hanya sebuah kunjungan murni untuk menghormati Profesor Nes sebagai ilmuwan atas jasanya di bidang ilmu kimia. Salah satu pernyataan Profesor Nes yang terkenal, ketika dia menyampaikan sebuah teori yang bisa menjelaskan tentang kemiripan sifat kimia yang dipunyai silikon dan karbon.

Profesor Nes mengatakan bahwa silikon mempunyai ikatan dengan empat hidrogen untuk membentuk silana, dan karbon mengikat empat hidrogen untuk membentuk metana. Menurut Profesor Nes, silana diartikan sebagai senyawa anorganik, termasuk gugus dari hidrida. Semacam gas beracun yang tidak berwarna, dengan bau yang sangat tajam dan menjijikkan, mirip dengan asam asetat. Sementara metana dia artikan sebagai hidrokarbon paling sederhana berbentuk gas. Metana tidak bau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.

Sebenarnya bukan tentang pernyataan sifat kemiripan itu yang membuat Profesor Nes terkenal, melainkan perihal pernyataannya setelah teori itu. Profesor Nes menyatakan bahwa kajian teoritis yang dia temukan merujuk pada hipotesis bahwa manusia yang telah mati kurang dari satu hari bisa dihidupkan lagi di luar angkasa. Pada bagian itulah Profesor Nes menempatkan silana pada perannya sebagai penyeimbang zat yang oleh Profesor Nes dijadikan pelengkap untuk mendukung teorinya terkait pembangkit bagi tubuh yang telah mati. Meski begitu, metana memang sangat dominan sebagai gas alam utama. Karena pembakaran satu metana dengan oksigen dapat melepaskan molekul karbondioksida dan molekul air. Sebaliknya, jika metana disandingkan dengan silana akan menyatukan molekul karbondioksida dan molekul air. Konsep itulah yang nantinya menjadi pendukung hipotesis Profesor Nes perihal kebangkitkan raga yang mati dari makhluk hidup.

Pada kenyataannya, kehidupan sehari-hari Profesor Nes memang tidak jauh-jauh dari rumah dan laboratoriumnya. Jika tidak sedang di laboratorium, dia suka berada di ruang samping laboratorium. Jika Profesor Nes sedang berada di ruang itu, dia bisa berlama-lama asyik bermain bersama binatang piaraannya, yaitu belasan kera yang ditempatkan di sebuah kerangkeng besar. Kepada Profesor Nes, semua kera itu jinak. Apa pun yang dia perintahkan, hampir selalu dituruti kera-kera tersebut. Usai sepeninggal Profesor Nes, ada saudaranya yang bersedia melanjutkan memelihara kera-kera tersebut.

Sementara itu, rupanya kunjungan dari NAS justru menjadi penting, karena pada saat itu mereka menemukan sebuah catatan Profesor Nes di laboratorium tersebut, yang isinya mengagetkan mereka. Catatan itu ditemukan di sebuah loker besar, di salah satu almari kerjanya. Secara sepintas loker itu memang hanya terlihat satu, tetapi bila diperhatikan dengan saksama, di dalamnya ada laci kecil yang keadaannya tertempel di bagian atas dari loker tersebut. Menurut mereka, isi dari catatan itu dapat dijadikan petunjuk bahwa kematian Profesor Nes memang bukan sebuah kematian biasa. Catatan itu bukan saja dapat menjadi pemicu mengemukanya kembali perihal kematian Profesor Nes, tetapi juga bisa menjadi penyebab kasus itu justru akan semakin melebar.

Semasa Profesor Nes masih hidup, ketika dalam perjalanannya menekuni bidang ilmu kimia, setidaknya telah beberapa kali berseteru dengan ilmuwan lain, bahkan juga dengan ilmuwan yang menekuni ilmu yang berbeda dengan dirinya. Salah satu ilmuwan yang pernah berbeda argumen bernama Richard P. Feynman, penerima hadiah nobel bidang fisika, yaitu terkait pendapatnya mengenai keberadaan makhluk luar angkasa. Profesor Nes meyakini bahwa di luar angkasa ada kehidupan selayaknya kehidupan di bumi. Sementara Richard P. Feynman membantah dengan pernyataan halus tetapi nyelekit. Aku telah berdebat dengan banyak orang mengenai piring terbang. Aku tertarik pada hal ini: mereka tetap bertahan bahwa hal itu mungkin. Dan memang benar. Memang mungkin. Mereka tidak mengira bahwa masalahnya bukanlah menunjukkan apakah hal itu mungkin atau tidak, tetapi hal itu bisa berlanjut atau tidak.

Meski Profesor Nes pernah beberapa kali mengalami perselisihan dengan ilmuwan lain, tapi tidak sedikit ilmuwan yang lebih memilih berpihak kepadanya, terlebih ilmuwan-ilmuwan muda, bahkan dari mereka ada yang menjadi pengikut setianya sampai rela menjadi asisten pribadinya di laboratoriumnya, terlebih pada saat Profesor Nes sedang menangani proyek membangkitkan kematian itu. Setidaknya ada lima ilmuwan muda yang hampir selalu bersama dengan  Profesor Nes di setiap penelitiannya.

Namun, selang beberapa waktu kemudian, Profesor Nes terlihat sendiri, tidak ditemani oleh kelima asistennya itu. Menurut pernyataannya, para asistennya sedang mengerjakan tugas yang memang harus bekerja sendiri-sendiri, dengan membuat perangkat yang nantinya untuk membantu pengujian penelitian yang telah Profesor Nes sedang geluti. Profesor Nes pernah bilang, agenda utama yang mereka rencanakan adalah pembuatan stasiun luar angkasa. Meski Profesor Nes belum bisa menggambarkan keadaan yang sama dengan aslinya, tapi Profesor Nes menganggap bahwa apa yang dilakukan setidaknya akan memperlancar penelitian hingga argumen-argumennya menjadi semakin kuat. Terkhusus mengenai sesuatu yang menjadi perseteruan yang terjadi di antara para ilmuwan.

Pada saat itu bahasan yang mengarah pada kajian tentang kemungkinan adanya kehidupan di luar angkasa seperti halnya kehidupan di bumi sedang santer-santernya, tetapi seiring bergantinya waktu, kenyataannya tidak seperti apa yang terjadi dalam cerita-cerita, atau di film. Tidak segera ditemukannya sebuah bukti bahwa memang ada kehidupan di luar angkasa, meski hal itu telah dicari kebenarannya melalui teori dan percobaan. Pada saat muncul sanggahan yang kuat Profesor Nes tidak mau menyerah, Dia tetap teguh kepada pendiriannya, dan hal itulah yang menyebabkan dia rela bekerja keras dan tekun melakukan berbagai percobaan di laboratorium pribadinya itu.

Namun sebelum argumen itu benar-benar terbukti, Profesor Nes keburu meninggal, hingga seiring berjalannya waktu kasus perdebatan itu berangsur-angsur mereda, dan sepertinya tidak ada yang meneruskannya. Tidak juga oleh kelima asisten pribadi Profesor Nes yang dulu selalu bersama dengannya, bahkan kelima asisten itu tidak lagi terlihat, baik di laboratorium Profesor Nes maupun di acara-acara pertemuan resmi para ilmuwan yang telah rutin diadakan. Meski begitu tidak terlihatnya mereka bukan lantas menjadi perbincangan di antara para ilmuwan. Bahkan ada kesan ketidakhadiran mereka dalam pertemuan-pertemuan itu justru dianggap sebagai sesuatu yang lebih baik, karena pengalaman yang sering terjadi, kemunculan mereka justru seringkali menjadi penyebab adanya keributan yang sesungguhnya bukan sesuatu yang prinsip.

Masalah itu justru seperti dibiarkan hilang, setidaknya sebelum ditemukannya catatan Profesor Nes tersebut. Dalam catatan itu Profesor Nes menjelaskan bahwa dia telah  membuktikan sebanyak lima kali, bahwa orang yang mati belum genap sehari berhasil dihidupkan lagi di luar angkasa. Kelima orang itu merupakan asisten kesayangannya sendiri. Kelima asisten itu telah menyatakan kerelaannya dibunuh untuk membuktikan percobaan Profesor Nes. Ketika pihak NAN mengetahui hal itu langsung menghubungi polisi setempat dengan maksud agar polisi segera mengusut keberadaan asisten Profesor Nes tersebut.

Atas dasar laporan dari NAN, pihak kepolisian mengadakan rapat luar biasa untuk membahas kasus catatan Profesor Nes tersebut. Hasil dari rapat ada sebuah pemahaman yang ditangkap bahwa menyimpulkan bahwa karena adanya anggapan kemustahilan Profesor Nes melakukan perjalanan ke luar angkasa, lantas dugaan paling kuat mengarah pada rencana Profesor Nes terkait pembuatan stasiun luar angkasa. Sayangnya dari awal perencanaan hingga Profesor Nes ditemukan mati, belum ada yang tahu tahu, di mana Profesor Nes membangun stasiun luar angkasa itu.

Usai mendapat laporan, sepasukan polisi kembali mencoba memeriksa laboratorium pribadi milik Profesor Nes. Mereka memeriksa setiap sudut yang ada di laboratorium itu, tapi tidak ditemukannya sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk perihal stasiun luar angkasa seperti yang pernah dibilang Profesor Nes. Karena mereka merasa tidak ada lagi yang diperiksa, sepasukan polisi itu bermaksud kembali ke markasnya. Namun, sebelum mereka benar-benar berlalu, salah satu polisi yang masih tinggal di ruang itu sempat melihat ruang samping lab dari balik pintu kaca. Sebuah ruang yang dipakai Profesor Nes untuk memelihara kera-keranya. Polisi itu seperti baru menyadari bahwa kera yang ada di kerangkeng itu tinggal lima ekor. Jika diperhatikan saksama, perilaku kelima kera itu tidak seperti tingkah kera pada umumnya, terlihat lebih lamban dan fisiknya lebih mirip dengan badan manusia.


Yuditeha. Pendiri Komunitas Kamar Kata Karanganyar. Telah menerbitkan 18 buku.