Bupati Gresik Temui Mahasiswi Peraih Best Advokasi, Beri Tugas Rintisan Pendidikan Pulau Bawean
Berita Baru, Gresik – Bahagia bercampur haru terpancar dari wajah Shafa Aqilah Ayuputri Rahfidytya (19), mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa (STAIDA) Suci, Kecamatan Manyar itu usai bertemu Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Rabu (29/06).
Shafa diundang secara khusus oleh Bupati Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik sebelum berangkat dinas di kediamannya. Gus Yani mengapresiasi Shafa atas prestasi gelar “Best Advokasi” yang berhasil diraihnya dalam ajang perlombaan bergengsi Duta Pendidikan yang digelar Paguyuban Putra-Putri Pendidikan Jawa Timur.
“Saya salut dengan Shafa di usia yang masih muda, dia membuat Yayasan yang pengurusnya adalah anak-anak mahasiswi dan berorientasi pengabdian di beberapa bidang,” ujar Bupati Gus Yani.
Mahasiswi yang masih duduk di semester IV program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) itu membeberkan kepada Bupati Gus Yani saat ditanya apa yang membuatnya berhasil meraih prestasi membanggakan dan membawa nama harum almamater kampus serta Kabupaten Gresik itu.
Melalui Yayasan Lenteragika yang dirikan bersama teman-temannya, ia menjadikan Pulau Bawean sebagai objek rencana pengabdian khususnya di bidang pendidikan. Inilah yang membuatnya berhasil sebagai peraih gelar kategori “Best Advokasi” saat Grand Final di Grand City Mall Surabaya, Minggu (25/06) kemarin.
Kepada Shafa, Bupati Gus Yani mendorong Yayasan Lenteragika untuk mematangkan konsep yang hendak dijadikan program pengabdian di Pulau Bawean. Agar nantinya potensi yang ada di Bawean bisa dimaksimalkan mahasiswi sebagai awal rintisan pulau pendidikan.
“Selama ini Pulau Bawean punya potensi luar biasa tapi jarang dilirik. Utamanya para guru PAUD dan TK. Maka saya mendorong Shafa melalui Yayasannya ini bisa bersinergi dengan Pemerintah Daerah sebagai trigger untuk kompetensi mereka,” jelasnya.
Di hadapan Bupati Gus Yani, Shafa menjelaskan bahwa pengurus Lenteragika terdiri enam mahasiswi dari kampus yang berbeda di Kabupaten Gresik. Fokusnya bergerak di bidang Pendidikan, Ekonomi Kreatif, Lingkungan Sosial, dan Kesehatan.
“Saat ini minimal bidang pendidikan ini yang sudah jadi devisi pokok untuk direalisasikan,” katanya.
Alumni Pondok Pesantren Bumi Sholawat ini bercerita alasan menjadikan Pulau Bawean sebagai objek advokasi. Menurut dia, ada banyak potensi bidang Pulau Bawean yang bisa diangkat dan dimaksimalkan oleh para pengabdi.
“Pengurus kami (Lenteragika) mengkaji banyak potensi di Bawean. Salah satunya bidang pendidikan. Meski semuanya belum pernah ke Bawean tapi ini menjadi tantangan kami untuk melakukan pengabdian,” jelasnya.
Shafa menerangkan, pendidikan itu menjadi tolak ukur yang harus dimiliki setiap insan. Bagi dia, prestasi ini setidaknya bisa membuat bangga orang tua dan membawa nama harum almamater STAIDA Gresik khususnya, serta Kabupaten Gresik pada umumnya.
“Ini pengalaman pertama saya meraih prestasi di bidang Pendidikan. Saya berharap bisa mengharumkan nama STAIDA dan Kabupaten Gresik. Terlebih bisa mengeksplore diri, apalagi ini tingkatnya Jawa Timur,” harapnya.
Sementara Ketua STAIDA Gresik, Syifa’ul Qulub turut mengapresiasi prestasi mahasiswinya yang telah membawa nama harum almamater kampus dan Kabupaten Gresik. Bahkan ia akan mengawal dorongan Bupati Gresik pada Shafa terkait program pengabdiannya tersebut menjadi trigger Bawean sebagai rintisan pulau pendidikan.
“Prestasi ini menjadi kebanggaan almamater kampus karena Shafa berhasil mengeksplorasi dirinya dengan suatu kreatifitas. Sebagai bapak di kampus saya akan mengawal dorongan pak Bupati agar Shafa bisa menjadi bagian penting dari kebijakan pembangunan Pemerintah Daerah. Dalam hal ini Bawean sebagai rintisan pulau pendidikan,” terang Wakil Ketua PCNU Gresik.
Seperti diketahui ajang perlombaan bergengsi tersebut diikuti tidak kurang dari 200 peserta se-Jawa Timur. Sementara Shafa menjadi satu-satunya mahasiswa Gresik yang mengikuti ajang perlombaan dalam kategori umum.