Bukan Dilarang, Korsel Beri Dorongan untuk Bakat Bermain Game
Berita Baru, Inovasi – Remaja di Korea Selatan kini mendapatkan dorongan untuk bermain game online dari bisnis besar di negara tersebut.
Salah satu remaja bernama Yoon Ki-chan hanya tidur tiga jam sehari tetapi menghabiskan lebih dari tiga kali lipat waktunya untuk bermain game online, dengan restu dari orang tua dan gurunya. Hal tersebut didasari oleh mimpinya menjadi pemain top League of Legends profesional.
Dilansir dari Reuters, Yoon dan rekan-rekannya adalah generasi gamer berikutnya di Korea Selatan, pembangkit tenaga esports yang berkembang pesat yang para pemainnya telah memenangkan Kejuaraan Dunia League of Legends Riot Games enam kali sejak acara esports yang paling banyak ditonton dimulai pada tahun 2011.
Sebelumnya, Korea Selatan juga diketahui telah mengumumkan bahwa negara tersebut akan menghapus undang-undang sebelumnya yang memuat larangan bermain game online mulai tengah malam hingga jam 6 pagi bagi anak di bawah 16 tahun.
Menurut Yoon undang-undang tersebut dapat menghambat perkembangan skillnya dalam bidang esports tersebut. Ia mengatakan setelah berusia 16 tahun, dirinya baru dapat bermain lebih dari 4 jam.
“Saya sangat menderita dari undang-undang penutupan. Saya biasanya tidak banyak tidur, jadi saya mempelajari berbagai hal selama jam-jam tutup. Jika bukan karena hukum, saya bisa menjadi pemain yang lebih baik sekarang,” kata Yoon, dalam wawancaranya bersama Reuters, dikutip Berita Baru, Kamis (28/10/21).
Langkah Korea Selatan tersebut berbeda dengan China, pasar esports terbesar di dunia, yang pada akhir Agustus secara drastis membatasi jumlah waktu yang dapat dihabiskan untuk video game menjadi hanya tiga jam seminggu.
Esports juga akan tampil sebagai olahraga medali untuk pertama kalinya di Asian Games di Hangzhou tahun depan.
“Regulasi permainan China bisa menjadi peluang yang cukup baik bagi kami untuk membangun kekuatan dan mendapatkan kembali inisiatif esports,” kata Park Se-woon, wakil presiden di Seoul Game Academy yang menawarkan program untuk membina para gamer profesional.
Park mengatakan akademi swasta telah melihat lonjakan 30 kali lipat dalam konsultasi harian sejak memulai program ini pada 2016.
Terlepas dari meningkatnya status dan minat internasional untuk menjadi pemain game profesional, pemerintah Korea Selatan juga sangat mendukung program-program terkait esports, meskipun menurut para pengamat di negara tersebut anggaran 17,9 triliun won (15,2 miliar dolar) pada tahun 2020 dirasa masih kurang.
Kabarnya di Korea Selatan esports dan sektor game menerima 67,1 miliar won dari 604,4 triliun won anggaran nasional untuk tahun depan.
“Tetapi Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata ingin berbuat lebih banyak, terutama menjelang kompetisi yang diselenggarakan seperti Asian Games,” ungkap seorang pejabat terkait.