Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

BNPT: Kelompok Teroris Beralih ke Gerakan Bawah Tanah
Ilustrasi penangkapan teroris (Foto: istimewa)

BNPT: Kelompok Teroris Beralih ke Gerakan Bawah Tanah



Berita Baru, Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan bahwa kelompok teroris saat ini telah mengalami pergeseran taktik dengan lebih banyak beroperasi dalam gerakan bawah tanah yang lebih sistematis. Ancaman serangan terorisme masih ada meskipun menunjukkan penurunan sejak 2018, dan mereka terus melakukan rekrutmen baik melalui jaringan fisik maupun online.

“Ancaman itu sekarang sudah lebih banyak berubah, dari serangan terbuka menjadi proses gerakan bawah tanah yang sistematis. Melakukan proses rekrutmen melalui radikalisasi secara online dan offline. Kemudian melakukan pengumpulan dana, memperkuat sel-sel seperti itu,” ujar Rycko di Bali, Kamis (12/10/2023) malam.

Untuk menghadapi perubahan ini, BNPT berfokus pada membangun kesadaran publik mengenai bahaya ideologi radikalisme tersebut. Rycko menekankan pentingnya partisipasi publik dalam memahami dan memberantas ideologi kekerasan ini, terutama dari kalangan generasi muda, perempuan, anak-anak, dan remaja.

Rycko juga mencatat bahwa BNPT bersama dengan Densus 88 telah menemukan ratusan ribu konten dengan doktrin radikalisme di internet, yang semakin intens tersebar selama pandemi Covid-19.

“Tiga tahun pandemi, kita lebih banyak berkomunikasi menggunakan media online. Dalam waktu bersamaan, sel-sel ini memanfaatkan anak-anak yang belajar berkomunikasi, bersosialisasi, hampir seluruh kehidupannya menggunakan online itu dimanfaatkan dengan konten-konten radikal seperti itu. (Konten ditemukan) ratusan ribu,” jelasnya.

Tidak hanya itu, BNPT juga sedang melakukan operasi dan peningkatan kesiapsiagaan nasional untuk mengantisipasi jaringan teroris menjelang Pemilu 2024.

“Kami terus melakukan operasi, melakukan kesiapsiagaan nasional. Membangun public awareness untuk menciptakan resilient community. Kami melakukan monitor terhadap sel-sel jaringan itu dan para pendukungnya dan mantan napiter (napi teroris) yang ada di luar,” tambahnya.

Rycko menegaskan bahwa jaringan terorisme dari luar Indonesia tetap menjadi ancaman, dan BNPT telah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara, terutama di Timur Tengah, untuk mengatasi ancaman tersebut.