Biaya Impor Beras 3,6 Juta Ton Tembus Rp30 Triliun
Berita Baru, Jakarta – Indonesia membutuhkan dana sebesar Rp30 triliun untuk mengimpor beras sebanyak 3,6 juta ton. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa pengeluaran tersebut diperlukan guna menjaga ketersediaan bahan pangan dalam negeri.
Arief menjelaskan bahwa biaya tersebut, sebesar Rp30 triliun, diperkirakan cukup untuk mengimpor 3 juta ton beras. Untuk memenuhi kuota impor tahun 2024 yang mencapai 3,6 juta ton, diperlukan alokasi anggaran yang melebihi Rp30 triliun.
“3 juta ton (beras) yang dari luar negeri itu senilai Rp30 triliun lebih,” ungkap Arief usai Rapat Koordinasi Pengamanan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idul Fitri 2024 di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Dia menegaskan bahwa kebijakan impor beras diambil sebagai respons terhadap kurangnya produksi beras dari petani lokal. Hal ini terlihat dari kinerja penggilingan padi di berbagai daerah.
Menurut Arief, saat ini terdapat sekitar 169 ribu penggilingan padi di seluruh Indonesia, namun kapasitas produksinya hanya mencapai 20-30%. Kendala tersebut disebabkan sulitnya mendapatkan gabah karena produksinya yang kurang.
“Jangan kita bicara importasi terus, importasi itu hanya mengganjal, kita tidak bangga melakukan importasi. Kita dorong faktor produksi seperti pupuk, luas lahan tanam, itu ada di Kementerian Pertanian,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim, mengungkapkan bahwa hingga saat ini izin impor beras sebanyak 3,6 juta ton untuk tahun 2024 sudah diterbitkan.
Isy Karim menjelaskan bahwa izin impor tersebut diberikan sebagai tugas kepada Perum Bulog untuk meningkatkan cadangan beras di masyarakat, sehingga dapat mengantisipasi lonjakan harga di masa mendatang.
“Kami sudah menerbitkan persetujuan impor, pertama 2 juta ton tahun 2024, dan ada tambahan 1,6 juta ton persetujuan impor sudah diterbitkan,” pungkas Isy Karim.