Beda Suara Quick Count dan Real Count Hanya Terjadi pada PSI
Berita Baru, Jakarta – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan keheranannya terkait hasil real count KPU yang menunjukkan PSI mendapatkan 3 persen suara.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyoroti perbedaan signifikan tersebut, menyebutnya sebagai anomali statistik.
“Saya sudah banyak bicara soal ini. Jadi secara statistik hasil hitung semua lembaga sudah jelas kesimpulannya,” katanya dalam pernyataannya melalui akun Twitter resminya, @BurhanMuhtadi, Burhanuddin pada Sabtu (2/3/2024).
Ia juga menyebut bahwa lembaga survei quick count sebelumnya sudah memproyeksikan bahwa PSI tidak akan lolos presidential threshold dengan perolehan suara sekitar 2,65 persen.
Namun, Burhanuddin mengakui adanya keanehan karena anomali ini hanya terjadi pada PSI, sementara partai politik lain tidak mengalami hal serupa.
“Kalau terjadi anomali antara hasil hitung cepat dengan real count KPU, kenapa hanya terjadi pada PSI saja, saya engga paham,” ucapnya.
Perlu diingat bahwa PSI menjadi sorotan karena pertumbuhan suaranya yang signifikan, berbeda dengan partai politik lainnya yang mengalami stagnasi atau bahkan penurunan. Nasib PSI juga lebih baik dibandingkan dengan partai non-parlemen lainnya. Burhanuddin menambahkan, “Raihan suara partai-partai ini hanya di kisaran 0,2% sampai dengan 1%-an. Tidak ada yang mampu menembus angka 2% apalagi 3% seperti PSI.”