Banjir Korea Selatan: Ribuan Orang Dievakuasi, 26 Orang Meninggal
Berita Baru, Internasional – Pada hari Sabtu (8/8), Korea Selatan telah mencatat sedikitnya 26 orang tewas karena hujan lebat selama 46 hari hingga menyebabkan banjir dan longsor.
Hujan lebat tahun ini di Korea Selatan tercatat sebagai musim hujan terpanjang di Korea Selatan dalam tujuh tahun.
Menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan, pada hari Sabtu pukul 16.30 waktu setempat, hampir 5.000 orang telah dievakuasi, meskipun hujan lebat masih melanda bagian selatan semenanjung Korea dan sepuluh orang dilaporkan hilang, dilansir dari Reuters.
Tanggul Sungai Seomjin dengan tinggi sekitar 100 meter, yang terletak di tepi selatan semenanjung, pada hari Sabtu jebol dan menyebabkan banjir di sekitar tanggul.
Atas jebolnya tanggul Seomjin, seorang pejabat provinsi Jeolla Selatan mengatakan sekitar 1.900 orang telah dievakuasi di provinsi Jeolla termasuk sekitar 500 orang yang berada di sekitar sungai.
Badan kehutanan negara itu telah menaikkan peringatan tanah longsor ke level tertinggi di setiap wilayah di Korea Selatan kecuali di Pulau Wisata Jeju.
Pada hari Jumat (7/8), lima rumah terkubur akibat tanah longsor dari sebuah gunung di belakang sebuah desa di Gokseong, provinsi Jeolla Selatan, dan menewaskan lima orang. Tiga orang telah diselamatkan dari tanah longsor itu.
Menurut kantor berita Yonhap, dua belas penerbangan lokal dibatalkan di bandara regional Gwangju dekat ujung barat daya semenanjung karena landasan pacu bandara mengalami banjir.
Kota Seoul memperingatkan orang-orang untuk menjauh dari ruang bawah tanah, lembah dan sungai karena hujan lebat diperkirakan masih akan turun pada Sabtu malam.
Musim hujan terpanjang di Korea Selatan yang tercatat adalah 49 hari pada tahun 2013. Prakiraan cuaca saat ini memperkirakan bahwa musim hujan tahun ini dapat berlangsung lebih lama.
Di negara tetangga Korea Utara, Pyongyang juga memperingatkan warganya akan terjadi hujan lebat tambahan di daerah yang sudah dilanda banjir.
Menurut Yonhap, menyusul inspeksi bantuan banjir, pada hari Jumat (7/8), pemimpin Kim Jong Un menyuruh Pak Pong Ju selaku wakil ketua komisi pengambilan keputusan tertinggi negara bagian, untuk memeriksa kerusakan pada ladang dan tanaman yang terendam di wilayah barat daya negara itu.