Bakti UNIGORO Muliakan UMKM Lokal
Kabarnya sudah terdengar seantero Indonesia bahwa semenanjung utara pulau Jawa bagian timur menyimpan sumber daya alam yang menyuplai kebutuhan energi Indonesia, tepatnya di sekitar Tuban, Blora dan Bojonegoro. Banyak kilang minyak yang berdiri di 3 lokasi ini, baik yang sudah dimaksimalkan dan diambil manfaat atau yang sedang dalam proses penjajakan. Bahkan saking banyaknya sumber energi di daerah ini, ada juga warga lokal yang pekerjaannya adalah penambang minyak tradisional.
Berdasarkan hal ini pula Bojonegoro menyematkan moto daerah yakni produktif dan energik karena memang sudah bertahun-tahun menjadi salah satu daerah penyuplai minyak mentah untuk kebutuhan negara. Selain sumber daya alam yang dimilikinya, ternyata Bojonegoro menyimpan sumber daya lain, yakni melimpahnya UMKM. Meskipun Bojonegoro bukanlah lokasi tujuan wisata nasional, tak seperti Jogja atau Batu Malang, tetapi UMKM dari daerah ini banyak sekali, mulai yang memproduksi makanan minuman khas Bojonegoro seperti ledre sampai pernak pernik yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Bojonegoro (LPPM Unigoro) pernah melakukan survey terkait UMKM yang ada di Bojonegoro, dan didapati hasil bahwa nyaris setiap kecamatan memiliki UMKM andalan, mulai dari yang skalanya rumah tangga sampai yang sudah melakukan ekspor. Didominasi oleh produk makanan dan minuman, lalu disusul kerajinan tangan. Namun, ada beberapa cerita yang didapatkan tim survey LPPM Unigoro bahwa penjualan dari UMKM ini nyaris semuanya kolaps karena pandemi, hal ini disebabkan pemilik UMKM rata-rata sudah berumur dan tidak cukup cakap dalam melakukan digital marketing. Sehingga hanya segelintir UMKM yang bisa bertahan dari sapuan pandemi. Bahkan ada salah satu UMKM yang mengaku nol pesanan saat pertengahan tahun 2020.
Kalau dilihat dari keragaman usaha, UMKM yang menjamur di Bojonegoro memiliki keunikan yang tinggi, salah satunya adalah UMKM yang digawangi Ibu Rahajeng. Beliau berasal dari Desa Tinawun Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. Untuk ukuran tempat tinggalnya yang berjarak 26 Kilometer dari pusat Kota Bojonegoro, apa yang dilakukan Bu Rahajeng adalah tidak terlalu lumrah. Beliau bukan membuat makanan atau kerajinan yang sudah biasa dilakukan ibu-ibu pada umumnya. Untuk ukuran ibu yang usianya sudah hampir 50 tahun, beliau lebih memilih membuat sabun cuci piring yang berbahan aktifnya berasal dari fermentasi tembakau alih-alih makanan atau cemilan. Meminjam istilah food vloger terkenal, Nex Carlos, melihat Bu Rahajeng seperti menemukan “hidden gem”. Desa yang jauh dari kota, tetapi menemukan UMKM yang usahanya sangatlah unik.
Sabun cuci piring dengan bahan tembakau bukan hanya soal mencintai produk lokal, tetapi ada semacam “pride” lain berupa kreativitas yang dimiliki Ibu Rahajeng dalam melihat daun tembakau bekas yang kemudian diolah menjadi bahan aktif sabun cuci piring. Usaha yang dilakukan Bu Rahajeng tidak hanya meminimalisir sampah tembakau dari sisa pengolahan, tetapi juga menggunakan bahan-bahan alami untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun, nasib buruk memang dialami Bu Rahajeng selama pandemi. Penjualan selama ini hanya bermodal “getok tular” atau dari mulut ke mulut tidak bisa berbuat banyak saat pandemi. Hal ini membuat beliau, sebagai salah satu pengelola UMKM merasakan betul penurunan penjualan selama masa pandemi.
Dari fakta-fakta yang ditemui di lapangan ini, akhirnya LPPM Unigoro menargetkan khusus program KKN tahun 2021 untuk membantu penjualan UMKM terdampak pandemi secara digital marketing. UMKM milik Bu Rahajeng menjadi salah satu UMKM yang didampingi dalam proses digital marketing oleh kelompok 15 KKN-T Unigoro 2021.
Tugas utama dari kelompok KKN kali ini adalah memperluas pasar dengan metode penjualan yang lebih terdigitalisasi. Yang sebelumnya hanya mengandalkan relasi terdekat, saat ini penjualan sabun cuci piring dari tembakau dicoba untuk disebarkan melalui platform media sosial yang lebih luas seperti IG, FB dan beberapa marketplace. Harapannya, UMKM yang terdampak pandemi seperti milik Bu Rahajeng tetap bisa “bernafas” dan memutar roda ekonomi, meskipun dalam cekikan pandemi yang tak kunjung selesai. Produk UMKM Ibu Rahajeng dapat diakses melalui akun Instagram @umkm_rahajeng.
Penulis: Nabela Qori Yulinda (Mahasiswa Unigoro; PJ Digital Marketing UMKM Rahajeng Produk Sabun Cuci Piring Dari Tembakau)