Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dyah Roro Esti Widya Putri
Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti Widya Putri dalam diskusi publik dan launching program VICRA, dengan tajuk “Memperluas Ruang Publik untuk Sinergi Kolaborasi Aksi Ketahanan Iklim yang Inklusif”, Kamis (3/1).

Atasi Perubahan Iklim, Dyah Roro: Butuh Sinergi Stakeholder



Berita Baru, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan bahwa untuk mengurangi dampak perubahan iklim dibutuhkan integrasi dan sinergi dari berbagai pihak.

“Ketika kita berbicara mengenai permasalah perubahan iklim secara global, solusi akan bisa ada ketika kita mengintegrasikan seluruh stakeholder dan seluruh sektor,” kata Dyah Roro.

Hal itu ia ungkap dalam diskusi publik dan launching program VICRA, dengan tajuk “Memperluas Ruang Publik untuk Sinergi Kolaborasi Aksi Ketahanan Iklim yang Inklusif”, pada hari ini, Kamis (3/1).

Dyah Roro memandang, permasalah iklim bukan hanya pekerjaan DPR dan Pemerintah saja. Butuh kerjasama antar elemen, sesuai dengan tupoksi masing-masing supaya visi yang sama bisa tercapai dengan baik.

“Kami berharap optimalisasi dari energi baru dan terbarukan yang sifatnya lebih ramah lingkungan bisa terealisasikan secepat mungkin sebetulnya. Tapi berdasar kebijakan yang telah disusun pemerintah dan DPR, ada beberapa target yang ingin kita capai bersama,” ujarnya.

Ia mengungkap, dibutuhkan dorongan tersendiri agar pemanfaatan energi bersih bisa berjalan maksimal. Salah satu langkah yang dilakukan DPR adalah mendorong RUU Energi Baru dan Terbarukan.

“Sudah masuk di dalam Prolegnas Tahun 2022, yang sekarang ini. Sebelumnya juga masuk di tahun 2020, 2021, dan sekarang masuk lagi di 2022,” kata Dyah Roro.

Lebih lanjut legislator Fraksi Partai Golkar menyebut, untuk melihat komitmen pemerintah mengurangi dampak perubahan iklim, salah satunya bisa dilihat dari besarnya alokasi anggaran yang diberikan.

“Berapa persen dari anggaran yang dialokasikan itu diperuntukkan untuk hal hal yang sifatnya mendorong dalam merealisasikan accessibility atau pun bisa berperan menciptakan masa depan berkelanjutan,” tuturnya.

Dyah Roro mencontohkan, di Kementerian ESDM misalnya, dengan total anggaran yang diberikan yaitu 863 miliar tersendiri dialokasikan untuk Ditjen Energi Baru dan Terbarukan, juga Konservasi Energi.

“Banyak sekali program yang kita support, dalam hal ini melalui anggaran tersebut. Salah satunya pembangunan ‘PLTS Atap’ yang berbasis tenaga surya. Ini direalisasikan bahkan di pelosok-pelosok daerah yang sebelumnya belum menikmati listrik,” tukasnya.