Asteroid Besar Seukuran Gedung Pencakar Langit Melintasi Bumi
Berita Baru, Jakarta – Sebuah asteroid seukuran gedung pencakar langit akan melintas dengan aman di dekat Bumi pada hari Minggu (11/6/2023), berjarak sekitar 1,9 juta mil (3,1 juta kilometer) dari planet kita – sekitar delapan kali jarak rata-rata antara Bumi dan bulan, menurut NASA.
Dilansir dari Live Science, asteroid yang diberi nama 1994 XD ini diperkirakan memiliki diameter antara 1.200 hingga 2.700 kaki (370 hingga 830 meter), sehingga seukuran dengan Burj Khalifa di Dubai, gedung tertinggi di Bumi. Observasi sebelumnya menunjukkan bahwa batuan ini adalah asteroid biner, terdiri dari asteroid besar yang memiliki satelit kecil yang mengorbitinya.
Jika Anda ingin menyaksikan asteroid raksasa ini mendekati Bumi, Anda dapat menyaksikannya melalui siaran langsung dari Virtual Telescope Project, yang akan menayangkan flyby asteroid pada hari Minggu sekitar pukul 20:50 EDT.
Meskipun batu ruang angkasa ini akan melewatkan Bumi, NASA masih mengklasifikasikannya sebagai asteroid berpotensi berbahaya, mengingat ukurannya dan kedekatannya dengan Bumi. Setiap objek dengan diameter lebih besar dari 460 kaki (140 meter) yang mengorbit dalam jarak 4,65 juta mil (7,48 juta km) dari Bumi, atau sekitar 20 kali jarak rata-rata antara Bumi dan bulan, dianggap berpotensi berbahaya, karena perubahan tak terduga pada orbit objek tersebut dapat mengirimkannya menuju tabrakan dengan planet kita.
Saat ini, tidak ada objek sebesar ini yang diketahui berisiko menabrak Bumi setidaknya dalam 1.000 tahun mendatang, temuan studi terbaru menunjukkan.
Namun, jika sebuah batu ruang angkasa besar mengancam langsung planet kita, NASA dan agensi antariksa lainnya sedang bekerja pada metode untuk mencegahnya. Pada tahun 2022, NASA menyelesaikan misi Pengalihan Ganda Asteroid, di mana sebuah roket sengaja menabrak sebuah asteroid untuk mengubah kecepatan orbitnya.
Misi tersebut tidak menghancurkan asteroid secara langsung, tetapi membuktikan bahwa serangan roket secara langsung mampu mengubah parameter orbit batu ruang angkasa dengan cara yang signifikan – membuat misi seperti ini menjadi metode yang layak untuk pertahanan planet, kata NASA.