Antraks Berpotensi Jadi Senjata Biologis
Berita Baru, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti penyakit antraks yang dapat ditularkan dari hewan atau zoonosis dan dapat digunakan sebagai senjata biologis untuk menyerang suatu wilayah.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, menjelaskan bahwa penyakit antraks memiliki empat jenis, yaitu antraks kulit, saluran pencernaan, paru-paru, dan injeksi. Dari keempat jenis tersebut, antraks paru-paru memiliki tingkat kematian tertinggi.
“Antraks dapat menjadi senjata biologis, digunakan oleh teroris untuk meneror suatu wilayah. Maka dari itu, kita perlu waspada terhadap penyakit ini,” kata Imran dalam keterangan persnya, Kamis (6/7/2023).
Kemenkes juga menginstruksikan seluruh fasilitas kesehatan (faskes), termasuk rumah sakit dan puskesmas, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan penyakit antraks, terutama di daerah endemis seperti DIY.
Lebih lanjut, Imran menjelaskan bahwa sejak 2016 hingga 2022, DIY telah mencatat kasus antraks tanpa adanya korban meninggal dunia. Namun, pada tahun 2023 ini, Kabupaten Gunungkidul telah melaporkan tiga kasus kematian akibat antraks.
Imran mengungkapkan bahwa seorang warga meninggal dengan dugaan antraks. Sementara itu, dua warga lainnya tidak diperiksa secara medis, tetapi diketahui memiliki kontak erat dengan sapi yang mati akibat antraks.
“Masyarakat harus waspada jika mengalami gejala seperti kulit melepuh dan pernah kontak dengan sapi yang kematian tidak jelas. Hal ini harus segera dilaporkan ke faskes. Karena pada tahap awal, penyakit ini dapat ditangani dengan baik,” ujar Imran.