Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Amerika akan Kerahkan 2.500 Tentara Tambahan ke Polandia

Amerika akan Kerahkan 2.500 Tentara Tambahan ke Polandia



Berita Baru, Internasional – Presiden AS, Joe Biden, mengumumkan bahwa Washinton akan mengerahkan pasukan tambahan ke Eropa Timur. Saat ini, ada sekitar 5.500 tentara AS yang dikerahkan di Polandia.

Pada hari Rabu, kepala Biro Keamanan Nasional Polandia, Powel Soloch, mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mengerahkan 2.500 tentara tambahan ke Polandia.

“Kami mengandalkan tentara Amerika, dan negosiasi semacam itu telah diadakan. AS telah mengumumkan beberapa hari yang lalu pemindahan lebih dari 8.000-8.500 tentara untuk seluruh Eropa Timur. Sepertinya kami akan memiliki sekitar 2.500 tentara tambahan,” Soloch kepada Radio Polskie.

Soloch, seperti dilansir dari Sputnik News, juga juga mengatakan saat ini ada dua rencana yang sedang dalam pengembangan, dengan satu skenario membayangkan tentara Amerika secara fisik hadir di Eropa Timur, termasuk di Polandia, dan yang lainnya mempertimbangkan penciptaan mekanisme untuk mengerahkan pasukan dalam jumlah besar.

Pada hari Jumat, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa pasukan AS akan bergerak ke Eropa Timur dan ke negara-negara NATO dalam waktu dekat. Kemudian, Pentagon menegaskan bahwa sementara pasukan tambahan telah disiagakan untuk mempersiapkan kemungkinan dikerahkan ke Eropa Timur, mereka tidak akan menjadi bagian dari 8.500 kontingen yang ditunjuk untuk mendukung Pasukan Respons NATO di wilayah tersebut.

Bantuan militer yang meningkat dari Amerika Serikat muncul mengingat situasi tegang di Ukraina, dengan negara-negara Barat menuduh Rusia “mengumpulkan pasukan” di perbatasan dengan Ukraina dan mengklaim bahwa Moskow sedang bersiap untuk “menyerang” negara tetangga.

Kremlin telah berulang kali membantah tuduhan itu, menggarisbawahi bahwa pasukan Rusia yang berada di dalam wilayah negara itu tidak menimbulkan ancaman bagi siapa pun. Namun, Pentagon terus menegaskan bahwa “Rusia tidak memiliki niat untuk meredakan”, meskipun pihak berwenang Ukraina telah menyatakan sebaliknya.