Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Amerika Akan Hadapi 100.000 hingga 240.000 Kematian Covid-19 dalam Dua Minggu Kedepan
(Foto: republika)

Amerika Akan Hadapi 100.000 hingga 240.000 Kematian Covid-19 dalam Dua Minggu Kedepan



Berita Baru, Internasional- Pada hari Selasa (31/3), Presiden Donald Trump memberikan peringatan kepada warga AS untuk bersiap-siap menghadapi masa darurat yang serius. Ia mengatakan bahwa kemungkinan akan ada 10.000 hingga 240.000 kematian dalam dua minggu ke depan yang diakibatkan oleh pandemi virus Corona (Covid-19), meskipun pedoman social distancing diterapkan di negara itu.

Dilansir dari Times, Rabu (1/4), Menteri kesehatan masyarakat menimpali hal tersebut dengan menekankan bahwa jumlah itu bisa berkurang jika masyarakat mengubah perilaku mereka.

“Kami benar-benar yakin kami dapat melakukan jauh lebih baik dari itu,” kata Dr. Deborah Birx, koordinator gugus tugas koronavirus Gedung Putih. “Itu akan mengharuskan semua orang Amerika untuk mengambil peran serius mereka dalam mencegah penyebaran penyakit,” katanya.

Trump mendesak seluruh masyarakat untuk mengindahkan pedoman dan peraturan pemerintahannya sebagai upaya untuk mencegah penyebaran yang semakin meluas, dimana sebanyak 170.000 orang telah terinfeksi dengan kematian mencapai angka 3.500 orang di Amerika. Ia juga menyebut upaya Amerika untuk memperlambat penyebaran virus Corona adalah “masalah hidup dan mati.”

“Saya ingin setiap orang Amerika dipersiapkan untuk hari-hari sulit yang terbentang di depan,” kata Trump. “Kita akan melalui dua minggu yang sangat sulit.”

Anthony Fauci, pakar penyakit menular ternama mengatakan, angka itu sangat “serius” dan menyerukan kepada orang Amerika untuk “menginjak pedal gas” untuk upaya mitigasi kolektif mereka.

“Kami terus melihat hal-hal naik,” kata Fauci. “Kita tidak bisa berkecil hati dengan itu karena mitigasi sebenarnya bekerja dan akan bekerja.”

Birx mengatakan, pandemi pada awalnya diperkirakan akan mencapai 1,5 juta hingga 2,2 juta kematian di AS. Tetapi itu adalah kemungkinan terburuk yang tanpa dibarengi dengan upaya memperlambat penyebaran virus melalui jarak sosial.

Birx juga menyebut bahwa negara-negara yang belum terlihat ada lonjakan seperti kasus di New York dapat mengambil tindakan untuk meratakan kurva meningkatnya rawat inap dan kematian.

Fauci dari National Institutes of Health, menanggapi proyeksi angka kematian 100.000-240.000 dengan mengatakan: “Kami tidak menerima angka itu, itulah yang akan terjadi. Kami ingin melakukan jauh lebih baik dari itu.”

Komentar itu muncul setelah Trump mengumumkan pada hari Minggu (28/3) bahwa ia memperpanjang pedoman social diatancing yang harus diterapkan oleh masyarakat AS hingga 30 April, yaitu dengan menghentikan pertemuan sosial, bekerja dari rumah, menangguhkan pembelajaran di sekolah-sekolah dan lebih banyak lagi dalam upaya nasional untuk membendung penyebaran virus.

Trump menyebut data itu “sangat serius” dan mengatakan bahwa angka 100.000 kematian itu adalah jumlah minimal yang sulit dihindari.

“Ini bisa sangat buruk dua minggu,” kata Trump.

Banyak negara bagian dan pemerintah daerah sudah memiliki kontrol yang lebih ketat pada mobilitas dan pertemuan.

Berangkat dari pengalaman negara bagian Washington dan California, Birx berpesan kepada negara-negara lain untuk menerapkan aocial distancing agar virus Corona dapat terkendali, mengingat begitu cepatnya virus menyebar.

“Saya diyakinkan dengan melihat garis Seattle,” tambahnya. “Negara bagian California dan Washington bereaksi sangat dini untuk ini.”

Pada kesempatan itu, Trump juga menyinggung mengenai pasar saham yang cukup mengkhawatirkan, yang telah jatuh sejak adanya pandemi dan mengakibatkan jutaan orang menganggur. Dow Jones Industrial Average, merosot lebih dari 400 poin, atau sekitar 1,9%, untuk menutup penyelesaian kuartal pertama terburuk dalam sejarah 135 tahun.