Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin saat menerima audiensi sejumlah tokoh bangsa di Istana Wapres, Jakarta.
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin saat menerima audiensi sejumlah tokoh bangsa di Istana Wapres, Jakarta.

Akal Sehat dan Hati Bersih Kunci Merawat Bangsa Indonesia



Berita Baru, Jakarta – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa akal sehat dan hati yang bersih merupakan kunci utama dalam merawat bangsa Indonesia agar terhindar dari konflik.

“Jadi, kehilangan akal sehat, hatinya tidak bersih, ini saya kira yang menjadi sumber terjadinya ketidakrukunan atau terjadinya konflik-konflik. Ini yang memang harus kita suarakan,” kata Wapres saat menerima audiensi sejumlah tokoh bangsa di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (12/1/2024).

Tokoh-tokoh yang menghadiri pertemuan tersebut adalah Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Quraish Shihab, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Makarim Wibisono, Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, dan Alissa Wahid.

Wapres mengapresiasi para tokoh lintas agama yang hadir membawa gagasan Gerakan Nurani Bangsa sebagai upaya menjaga dan merawat bangsa.

“Saya senang sekali karena masih banyak tokoh yang mau berusaha untuk menjaga bangsa ini. Andaikata sudah tidak ada, saya kira keadaan bangsa Indonesia ke depan akan lebih parah karena tidak ada orang yang mau menyuarakan kebenaran dan kebaikan,” ujarnya.

Salah satu tantangan terdekat yang dihadapi dalam merawat keutuhan bangsa, menurut Wapres, adalah kontestasi Pemilu 2024. Dia mengingatkan bahwa pemilu dapat menyebabkan polarisasi masyarakat yang berujung pada perpecahan. Oleh karena itu, peran tokoh bangsa sangat penting untuk mengingatkan agar masyarakat dapat menjaga perbedaan pilihan politik pada koridor yang tidak menimbulkan konflik.

Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, mengekspresikan kekhawatirannya, terutama mengenai situasi menjelang pemilu dan konflik di Papua.

“Ini semua membuat kami prihatin bagaimana untuk menghadapinya karena semuanya ini adalah anak bangsa Indonesia yang kita cintai. Karena itu tergeraklah melihat situasi seperti ini, kami mempunyai pemikiran untuk mendirikan sebuah gerakan yang kita namakan Gerakan Nurani Bangsa,” tuturnya.

Gerakan ini, menurut Sinta Nuriyah, bertujuan untuk mengajak para tokoh bangsa agar terus bergerak sekaligus menjaga komitmen dalam merawat bangsa dan negara untuk generasi mendatang.

“Paling tidak kami bisa memberikan contoh dan ketauladanan kepada generasi muda agar mereka bisa mencontoh dan meneladani apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh bangsa untuk merawat dan menjaga bangsa Indonesia ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Quraish Shihab menyampaikan pandangannya bahwa nurani umat manusia pada dasarnya terdiri atas tiga hal: keadilan, amanah, dan hormat kepada orang tua.

“Ketika menamakan ini (Gerakan Nurani Bangsa), sebenarnya arah kami ke sana (keadilan, amanah, dan hormat kepada orang tua). Kita ingin keadilan ini akan menyentuh semua pihak, kita ingin amanah itu ditegakkan, dan kita ingin menghormati orang-orang tua kita yang telah berjasa,” terang Quraish Shihab.

Kardinal Suharyo menekankan pentingnya tiga kata yang memiliki akar yang sama sebagai kunci merawat bangsa: khalik (sang pencipta), makhluk (ciptaan Tuhan), dan akhlak mulia. “Kita semua berharap, ketika seseorang menyadari dirinya sebagai makhluk, kepada Sang Khalik (Sang Pencipta), dia mesti bersembah sujud dan beribadah, dan kepada lingkungan, dunia, dan sesama dalam kehidupan bersama dan berakhlak mulia,” ujar Suharyo.