Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pertemuan Keagamaan
(Foto: REUTERS / TOM BRENNER)

Adakan Pertemuan Keagamaan Langsung, Beberapa Pendeta di AS Ditangkap



Berita Baru, Internasional – Meskipun di Amerika Serikat telah terdapat lebih dari 188.000 kasus dan ribuan kematian akibat COVID-19, beberapa pemimpin spiritual telah memilih untuk tidak mengikuti langkah-langkah karantina yang ketat dan terus mengadakan pertemuan keagamaan secara langsung publik. Dan sikap ini kemudian menyebabkan beberapa pendeta di Amerika Serikat ditangkap.

Pada hari Selasa (31/3), Jonathan Shuttlesworth, seorang pendeta dari Pennsylvania, mengejutkan publik setelah mengumumkan dalam live streaming bahwa ia akan menyelenggarakan Paskah besar-besaran secara langsung di tempat terbuka meskipun saat itu di seluruh Amerika Serikat (AS) sedang dalam kondisi karantina wilayah dan pembatasan sosial yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus korona.

“Aku akan mengumumkannya. … Kita akan mengadakan Paskah secara besar-besaran di luar ruangan. Tidak daring. Pertemuan nasional. Mereka akan datang dari seluruh penjuru, seperti Woodstock. Dan kita akan mengumpulkan dan mengangkat Yesus Kristus,” ujar Shuttlesworth dalam siarannya yang dibagikan oleh beberapa organisasi pengawas, termasuk Right Wing Watch.

“Tidak apa-apa. Mereka memberi petugas berwajib,” adalah salah satu komentar terhadap video ajakan Shuttlesworth untuk melakukan Paskah secara langsung.

Pidato penuh semangat dari pendeta Shuttlesworth itu berjudul “The Rodney Howard-Browne Tribute Special.” Pidato itu datang hanya sehari setelah pendeta dari Megachurch, Rodney Howard-Browne (58 tahun) ditangkap di Florida setelah mengadakan pertemuan.

Ia dianggap melanggar perintah karantina wilayah dalam rangkan pencegahan penyebaran virus korona. Pastor Rodney itu dituduh telah menciptakan “lingkungan berbahaya” bagi komunitas dengan tindakannya dan berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat dan peserta acara tersebut. Namun, koleganya di Pennsylvania, Shuttlesworth, percaya bahwa Howard-Browne dihukum hanya karena “memiliki gereja.”

“Aku tidak malu Dr. Rodney ditangkap. Saya malu bahwa mereka ingin menangkap pengkhotbah karena memiliki gereja, di seluruh negara bagian, hanya ada satu yang akan datang,” ujar pendeta Shuttlesworth dalam video tersebut. Ajakan berupa video itu juga diberi animasi GIF “You arrested my friend” halaman Twitter-nya.

https://twitter.com/JDShuttlesworth/status/1245146485190283265

Namun, Howard-Browne bukan satu-satunya pendeta yang baru-baru ini dituntut karena melanggar tindakan karantina wilayah. Pada tanggal 31 Maret, pendeta Louisiana Tony Spell juga ditangkap karena berbagai tuduhan melanggar perintah negara tentang pelarangan pertemuan publik dan pertemuan besar yang bertujuan mencegah penyebaran virus korona.

Para pendeta dari gereja itu telah mengumpulkan ratusan orang secara langsung, namun ia, serta rekannya di Florida, segera dibebaskan dari tahanan.

Baru-baru ini, di seluruh Amerika Serikat terdapat lebih dari 4.000 nyawa meninggal dunia akibat virus korona. Pada 13 Maret, Presiden AS Donald Trump mengumumkan keadaan darurat nasional terkait penyebaran virus korona. Sejumlah tindakan karantina, termasuk perintah “tetap di rumah,” telah diterapkan di seluruh negara bagian Amerika untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang begitu cepat.


SumberSputnik News