Adakan Kunjungan ke Kelentang Poncowinatan, Mahasiswa Studi Agama-Agama UIN Sunan Kalijaga Teguhkan Toleransi
Berita Baru, Jogja – Mahasiswa jurusan Studi Agama-Agama angkatan 2019 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga usai mengadakan kunjungan ke Kelenteng Poncowinatan, Jogja, pada Senin (30/5) pagi hari WIB.
Hasna Safarina Rasyidah, M.Phil. selaku dosen penanggung jawab mengatakan bahwa kunjungan tersebut dilakukan sebagai bentuk peneguhan toleransi terhadap pemeluk agama lain. Kendati hanya sebatas melihat tempat ibadah dan melakukan diskusi dengan pengurus kelenteng, namun setidaknya dapat mengenal secara langsung dengan pemeluk agama Khonghucu.
“Kunjungan ini diadakan sebagai bentuk peneguhan toleransi terhadap pemeluk agama lain. Walau hanya dengan melihat dan melakukan sharing-sharing dengan pengurus kelenteng, namun saya kira sudah cukup sebagai proses pengenalan awal,” jelas Hasna pada Senin (30/5).
Ia menyebut bahwa terjadinya intoleransi terhadap golongan minoritas hari ini karena kurangnya komunikasi yang dibangun. Jika antar pihak sudah saling kenal, maka tidak akan pernah terjadi yang namanya intoleransi.
“Di tengah ganasnya intoleransi dan persekusi terhadap pemeluk minoritas yang terjadi di masyarakat kita hari, sangat perlu diadakannya forum-forum lintas agama. Mereka yang berbuat seperti itu karena kurangnya komunikasi dengan pemeluk agama minoritas. Jika mereka sudah kenal, maka tidak akan terjadi yang namanya intoleransi,” imbuh dosen yang mengampu mata kuliah Agama Khonghucu itu.
Selain sebagai ajang pengenalan dengan pemeluk agama lain, kunjungan ke Kelenteng Poncowinatan ini juga menjadi proses belajar di mata kuliah Agama Khonghucu.
“Sebagai mahasiswa Studi Agama-Agama, tentu baca buku mengenai agama-agama yang dikaji adalah suatu kewajiban. Namun itu masih belum cukup jika belum bertemu secara langsung dengan pemeluk-pemeluk agama terkait,” pungkasnya.
Muluddin, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam kunjungan, mengaku senang dengan cara belajar seperti itu. Menurutnya, dengan berkunjung secara langsung ke tempat ibadah pemeluk lain, akan mendapat banyak ilmu.
“Sebagai mahasiswa, saya sangat senang dengan proses belajar seperti ini. Jika hanya membaca-baca buku atau artikel tentang agama Khonghucu saja, saya kira tidak akan maksimal. Sebaliknya, kalau dengan berkunjung dan berdiskusi langsung dengan pengurus kelentang, benar-benar mendapat banyak hal yang jarang saya temukan di buku-buku atau artikel itu,” jelasnya.