Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pesawat F-35A Angkatan Udara A.S., dari Sayap Tempur ke-388 dan ke-428, membentuk "jalan gajah" selama latihan di Pangkalan Angkatan Udara Hill, Utah, A.S. 6 Januari 2020. Angkatan Udara A.S./R. Nial Bradshaw/Handout via Reuters.
Pesawat F-35A Angkatan Udara A.S., dari Sayap Tempur ke-388 dan ke-428, membentuk “jalan gajah” selama latihan di Pangkalan Angkatan Udara Hill, Utah, A.S. 6 Januari 2020. Angkatan Udara A.S./R. Nial Bradshaw/Handout via Reuters.

Acuhkan Korea Utara, AS dan Korea Selatan Tetap Gelar Latihan Tempur Udara



Berita Baru, Seoul – Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan tetap gelar latihan tempur udara pada Jumat (3/2) meskipun Korea Utara mengecam latihan tersebut.

Latihan itu adalah latihan yang kedua kalinya dalam seminggu, di mana beberapa pesawat tempur terbaru mereka ikut unjuk gigi.

Digelar di atas laut di sebelah barat Semenanjung Korea, pesawat tempur F35A Korea Selatan dan pesawat tempur F-22 dan F-35B AS hadir dalam latihan, kata pernyataan militer Korea Selatan.

Sebelumnya, Pada hari Rabu (1/2), AS dan Korea Selatan melakukan latihan udara bersama dengan pembom berat B-1B Amerika dan pesawat tempur siluman F-22, serta jet F-35 dari kedua negara.

“Latihan udara gabungan kali ini menunjukkan kemauan dan kemampuan AS untuk memberikan pencegahan yang kuat dan kredibel terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Angkatan Udara kedua negara “akan terus memperkuat latihan bersama untuk memiliki kemampuan respons dan kesiapan yang kuat terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara,” katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

Tahun lalu, Korea Utara melakukan sejumlah uji coba rudal balistik, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.

Korea Utara juga diduga telah membuka kembali situs uji coba senjata nuklirnya yang ditutup, meningkatkan ekspektasi uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Pada hari Kamis (2/2), Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan latihan sebelumnya oleh AS dan sekutunya telah mencapai “garis merah ekstrem” dan mengancam akan mengubah semenanjung menjadi “persenjataan perang besar dan zona perang yang lebih kritis.”

Korea Utara tidak tertarik pada dialog selama Washington mengejar kebijakan yang bermusuhan, kata pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara Korea Utara, KCNA.

“Situasi militer dan politik di semenanjung Korea dan di wilayah tersebut telah mencapai garis merah ekstrem karena manuver konfrontasi militer yang sembrono dan tindakan bermusuhan AS dan pasukan bawahannya,” kata pernyataan itu.