Abaikan Kecaman AS, Turki Kembali Memesan S-400 Rusia
Berita Baru, Internasional – Pada bulan Juli 2019, Rusia telah mengirimkan paket pesanan pertama senjata pertahan udara S-400 ke Turki. Selain itu, Turki juga memesan senjata pertahanan udara American Patriot dari Amerika Serikat (AS).
Namun AS mengecam pengiriman pesanan S-400 dan mengancam pihaknya tidak akan mengirimkan American Patriot dan Jet F-35 generasi kelima ke Turki jika tidak mengembalikan S-400.
AS menganggap S-400 tidak kompatibel dengan American Patriot dan akan membahayakan keamanannya.
Namun Kabinet Turki menolak untuk mengembalikan S-400 tapi masih siap membayar pesanan American Patriot.
Turki bahkan telah mengatakan ingin menambah S-400 Rusia dan memesan senjata tersebut karena memang Turki sangat membutuhkan senjata pertahanan udara.
Terkait dengan pemesanan S-400 kedua ini, pada hari Selasa (2/6) Kepala Dinas Federal Rusia untuk Kerjasama Teknis-Militer, Dmitry Shugayev mengatakan bahwa pihak Rusia sedang menunggu keputusan akhir pihak Turki.
“Mempertimbangkan aturan pembatasan yang terkait dengan pandemi global, saya menegaskan bahwa membuat agenda atau perkiraan waktu pengiriman dan penandatanganan kontrak ini tidak akan ada artinya. Namun dialog tentang pengiriman paket pesanan kedua S-400 berada pada kondisi yang cukup maju, kami menunggu keputusan final dari Turki,” ujar Shugayev, mengutip Sputnik.
Shugayev mencatat bahwa Turki sudah melakukan pemesanan peralatan militer dari Rusia senilai US$ 1 miliar.
Hal ini membuat Turki dan AS selaku sekutu NATO-nya berselisih. Pada tanggal 14 April, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa penting bagi Turki untuk membeli sistem pertahanan udara mengingat ancaman rudal balistik yang dihadapi Turki sangat nyata.
Karena itu, Cavusoglu mengatakan tetap akan membeli Patriot jika ada tawaran bagus sekaligus memesan S-400.
“Fakta ini diterima oleh semua orang, termasuk Amerika Serikat dan NATO. Keputusan Turki untuk membeli S-400 adalah hasil dari keengganan Amerika Serikat untuk memenuhi kebutuhan mendesak kami selama bertahun-tahun, selama sepuluh tahun,” tegas Cavusoglu pada tanggal 14 April
Sementara itu, juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan bahwa pemerintah Turki pada prinsipnya akan tetap pada rencana untuk mengaktifkan senjata S-400, meskipun akan ada keterlambatan akibat pembatasan terkait pandemi COVID-19.