Review ‘The King’s Affection’: Pengorbanan Perempuan Jadi Korban Politik Kerajaan
Berita Baru, Entertainment – Akhirnya, serial “The King’s Affection” selesai dalam 12 episode. Drama yang diangkat dari komik berjudul “Yeonmo” karya Lee So-young ini memiliki premis menarik, dan didukung dengan penampilan terbaik dari para pemerannya.
Sebelum masuk ke review, yuk tengok sinopsis singkat “The King’s Affection” berikut ini.
Sinopsis ‘The King’s Affection’
Puteri Mahkota (Han Chae-ah) melahirkan bayi kembar, yang merupakan pertanda buruk bagi keberlangsungan kerajaan. Karenanya, keluar perintah untuk membunuh bayi perempuan dan membiarkan bayi laki-laki melanjutkan keturunan. Diam-diam, Puteri menyelamatkan anak perempuannya itu keluar dari kerajaan karena tak tega membunuhnya.
Anak lelaki pun tumbuh di kerajaan dengan nama Lee Hwi, sementara saudara kembar perempuannya bernama Dam-i bekerja di istana ketika beranjak remaja.
Hingga suatu saat, Lee Hwi mati terbunuh. Ibunya pun menyuruh anak perempuan yang disembunyikannya untuk menggantikan posisi Lee Hwi secara rahasia. Tak ada yang mengetahui bahwa Lee Hwi (Park Eun-bin) adalah perempuan.
Dam-i harus menyembunyikan identitasnya, berlagak seperti lelaki, ikut andil dalam pemerintahan kerajaan, dan harus mengatur emosi.
Jung Ji-un (Ro Woon), guru Lee Hwi, adalah sosok yang tampan dan pintar. Ia jatuh cinta pada Lee Hwi tanpa tahu bahwa ia perempuan.
Review ‘The King’s Affection’
Drama ini memiliki cerita yang tergolong slow-pace atau berjalan lambat. Meski terancam membosankan, namun penonton justru dapat mengamati dari dekat apa saja ancaman yang menghadang Lee Hwi selama ia menyembunyikan identitas asli sebagai Dam-i.
Ketika Ji-un mulai merasa jatuh cinta, kita dipertunjukkan bagaimana Ji-un mengelola perasaannya terhadap Lee Hwi yang ia kira seorang laki-laki. Ji-un merasa sangat bingung, bahkan tersebar rumor di kerajaan mengenai hubungan mencurigakan antara dirinya dan Lee Hwi.
Alur yang lambat ini membuat emosi penonton perlahan tumbuh, seiring dengan munculnya kejadian demi kejadian.
Yang tak kalah menarik adalah politik busuk kerajaan dalam drama ini. Lee Hwi harus berhadapan dengan para paman dan kakek yang haus takhta; laki-laki yang siap bertumpah darah demi memuaskan hasratnya.
Menarik menyaksikan pergolakan identitas perempuan dalam tubuh laki-laki yang terlihat melalui karakter Lee Hwi. Ia terpaksa menyamar, mengorganisir kerajaan, dan menghadapi segala ancaman. Ia tak mampu mengungkapkan perasaan, kesulitan menjadi diri sendiri, bahkan harus menyakiti perempuan yang dinikahkan dengannya karena ia terpaksa menjadi laki-laki.
Dam-i melakukannya demi ketentraman keluarga kerajaan. Tapi kalau ditilik lebih jauh, dirinya sejak kecil berada dalam kontrol politik kerajaan yang dimainkan oleh kakeknya, Raja Sangheon (Yoon Je-moon).
Satu hal yang membuat “The King’s Affection” tak membosankan adalah plot twist cerita -ingat kan, apa yang terjadi pada Pangeran Changun?- serta akting ciamik para pemerannya. Tak hanya dua tokoh utama, tapi juga pemeran pendukung seperti Kim Seo-ha, Kim Taek, Yoon Je-moon, dan Bae Soo-bin yang berhasil bikin darah tinggi naik akibat tingkah mereka.
Wajah-wajah familiar pun turut meramaikan drama ini dan menjadikannya berkesan, seperti Han Chae-ah yang muncul di episode awal. Ia berhasil menyuguhkan jarak yang besar lewat kemampuan beraktingnya dalam drama ini. Lalu ada aktor Lee Pil-mo dan aktris senior Lee Il-hwa yang pasti membuatmu bernostalgia, iya kan?
Kalau belum menonton, simak cuplikan “The King’s Affection” berikut ini.