Penelitian: Skema Tenaga Kerja China Bertujuan Mengurangi Kepadatan Penduduk Uighur
Berita Baru, Internasional – Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan tidak sengaja secara online menyebut bahwa program tenaga kerja China di Xinjiang, sebagian dirancang untuk mengurangi kepadatan populasi kelompok etnis minoritas Uighur.
Laporan China, oleh akademisi Universitas Nankai, telah dihapus pada pertengahan 2020, tetapi salinannya diarsipkan oleh akademisi Dr Adrian Zenz. Hal ini semakin menambah banyak bukti adanya upaya Beijing untuk menganiaya warga Uighur, yang oleh para pakar hak asasi manusia dan beberapa pemerintah disebut sebagai genosida budaya.
Pemerintah China, seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (3/3), menyangkal tuduhan kerja paksa dan pemindahan tenaga kerja di Xinjiang, dengan mengatakan program kerja adalah elemen sukarela dari tujuan pengentasan kemiskinannya. Namun, laporan Nankai mengatakan transfer tenaga kerja juga merupakan tindakan jangka panjang yang “tidak hanya mengurangi kepadatan populasi Uighur di Xinjiang, tetapi juga merupakan metode penting untuk mempengaruhi, mencairkan, dan mengasimilasi minoritas Uighur.”
“Biarkan mereka secara bertahap mengubah pemikiran dan pemahaman mereka, dan mengubah nilai dan pandangan mereka tentang kehidupan melalui perubahan lingkungan dan melalui pekerjaan buruh,” kata laporan itu.
Berita Terkait : Virus Corona Lebih Rentan Menjangkit Laki-Laki Daripada Perempuan
Ia merekomendasikan pemerintah memperluas program ke wilayah timur dan tengah China untuk memenuhi permintaan tenaga kerja.
Laporan tersebut menekankan bahwa program-program bersifat “sukarela” tetapi juga memberikan rincian yang kontradiktif, seperti target ekspor pekerja dan kebutuhan akan penjaga keamanan dalam tim pengadaan tenaga kerja.