6 Poin Yang Bisa Dicatat dari Choked: Paisa Bolta Hai
Berita Baru, Film – Film Choked: Paisa Bolta Hai (2020) menyuguhkan nuansa ketegangan yang nyata, dengan konflik keluarga yang berkisar pada masalah ekonomi, politik dan trauma masa lalu. Dilihat dari jauh, mungkin cerita dalam film ini masih kurang solid. Meski begitu, konflik, isu, dan alurnya tetap membuat Choked: Paisa Bolta Hai layak ditonton. Setidaknya, inilah 6 hal yang bisa dicatat dari film tersebut.
Rezeki Nggak Kemana
Apa yang bukan milik kita nggak akan jadi milik kita. Itu barangkali ‘pesan moral’ yang bisa dipetik dari film ini. Dari awal film, kita menyimak bagaimana lelahnya Sarita bekerja berangkat pagi dan pulang menjelang gelap. Sementara, suaminya tak bisa diajak kompromi untuk berbagi tugas rumah tangga. Di tengah rasa capek bekerja itu, menemukan uang tak terduga tentu membuat Sarita senang bukan kepalang. Ia mengumpulkan, menyimpan, dan membelanjakan uang yang ia dapat itu.
Tapi kita tahu, itu bukan uang Sarita. Ia menemukannya karena ‘beruntung.’ Sehingga di akhir film, uang itu lenyap sebelum bisa ia ‘selamatkan.’ Uang itu tak lagi menjadi miliknya. Sarita merasakan kehilangan yang besar, hingga ia merasa selalu kalah, tak pernah menang. Padahal Sarita beruntung, karena jika ia terlibat lebih jauh, bisa jadi Sarita turut ditangkap polisi karena uang haram itu.
Setelah ia bangkit dan kembali melanjutkan hidup, Sarita justru mendapatkan apa yang menjadi rezekinya. Ia diberi hadiah oleh Departemen Pajak sebagai tanda terima kasih karena telah membantu pelacakan uang kotor milik politisi.
Arah Kebijakan Negara Pasti Berpengaruh ke Area Privat Warganya
Jika sekilas dilihat, kebijakan demonetisasi di era Modi ini ya mungkin positif juga. Diharapkan, dengan demonetisasi mata uang secara mendadak ini membuat negara bisa melacak keberadaan para koruptor, menghentikan perputaran uang kotor, serta memutus pendanaan aktivitas terorisme.
Namun, efek demonetisasi juga berpengaruh pada kondisi keuangan orang-orang kecil, termasuk keluarga Sarita dan Sushant, meski sebenarnya mereka punya masalah lebih dari sekadar ini.
Dinamika Rumah Tangga
Choked: Paisa Bolta Hai juga memotret dinamika rumah tangga secara dekat. Film inijuga berhasil menyuguhkan konflik dalam keluarga kalangan menengah ke bawah. Barangkali kondisi Sushant yang tak bekerja itu akhirnya memicu emosi Sushant menjadi lebih labil dan emosional. Sushant jadi sangat sensitif, ia tak mau dipandang lebih rendah dari istrinya hanya karena tidak bekerja.
Sama halnya dengan Sarita yang jadi emosi juga karena Sushant tak bisa diandalkan mengurus pekerjaan rumah tangga, sementara beban kerjanya sudah berat setelah bekerja di bank dan lanjut membersihkan rumah.
Pertengkaran-pertengkaran kian terjadi, meski hanya diakibatkan hal-hal kecil. Yang bisa dipelajari adalah, bahwa yang juga penting dalam menjalin hubungan adalah komunikasi, keterbukaan, dan kemampuan untuk menyalurkan ekspresi diri.
Kerentanan Anak dalam Konflik Rumah Tangga
Anak Sushant dan Sarita, Sameer, merekam apa saja yang terjadi di rumahnya. Ia melihat orangtuanya bertengkar, bahkan di atas tempat tidur, bahkan di depan matanya. Ketika di lain hari ayah dan ibunya terlibat percekcokan dan saling berteriak, Sameer terbangun dengan wajah sedih. Ia malah dibentak oleh ayahnya dan disuruh tidur. Padahal, ayah dan ibunya yang secara tak sadar membuatnya terbangun.
Sameer juga merekam dengan baik tentang bagaimana ayahnya yang tak mengurus rumah. Bahkan dia sempat berkata pada neneknya, bahwa ia melakukan lebih banyak pekerjaan dibanding ayahnya.
Ini tentu sangat mungkin menciptakan pola pikir tertentu dalam benak anak setelah menyaksikan kondisi orangtuanya. Beruntung, jika saat dewasa Sameer tidak terjebak dalam hal-hal yang terinternalisasi dalam benaknya dan malah membuatnya memilik karakter yang merugikan di kemudian hari.
Mulut Tetangga yang Lebih Jahat dari Pembunuhan
Ada, tetangga yang selalu merasa punya masalah lebih besar dan butuh perhatian. Mereka memaksa kita mendengarkan masalahnya padahal kitanya juga bukan pengangguran. Ada, tetangga yang di depan kita sopan betul, tapi di belakang kita mulutnya comel menyebar gosip jahat. Ada, tetangga yang kelihatannya baik tapi memanfaatkan kita, atau memfitnah kita.
Itu semua terjadi di Choked: Paisa Bolta Hai. Tetangga Sarita dan Sushant, Taai dan Neeta misalnya, adalah tipe tetangga mengesalkan yang sebaiknya nggak kamu ambil pusing.
Perempuan dan Laki-laki, Harus Bagi Tugas dengan Bijak
Tak ada kewajiban bahwa lelaki harus bekerja dan perempuan hanya boleh di rumah. Pada kenyataannya, hal ini relatif dan bergantung pada kondisi tiap pasangan. Dalam kasus Sarita dan Sushant kondisinya agak unik. Sarita sejak awal menyerah pada mimpinya dan memilih bekerja di bank demi menafkahi keluarga dan memberi ruang bagi Sushant untuk berkarya di bidang musik yang ia sukai.
Apapun pekerjaan yang kamu punyai nanti: ibu rumah tangga, bapak rumah tangga, pekerja kantoran, wirausaha –yang penting, lakukan dengan baik.