Kemenangan Biden akan Mewujudkan Perjanjian Paris Tentang Pemanasan Global
Berita Baru, Internasional – Janji Biden tentang target untuk mencapai emisi nol karbon bersih pada tahun 2050, dan rencana investasi $ 1,7 triliun dalam rangka pemulihan krisis Covid, akan mengurangi emisi AS dalam 30 tahun ke depan dengan sekitar 75 gigaton karbon dioksida atau ekuivalennya. Perhitungan oleh Climate Action Tracker menunjukkan bahwa penurunan ini akan cukup untuk menghindari kenaikan suhu sekitar 0,1C pada tahun 2100.
Menurut analisis terperinci, seperti dikutip The Guradian, terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS akan mengurangi pemanasan global sekitar 0,1 derajat Celcius, dengan memenuhi target perjanjian Paris “dalam jarak dekat”, jika rencana itu terpenuhi.
Namun demikian, Biden kemungkinan besar akan menghadapi banyak penentangan keras mengenai kebijakannya tersebut, karena gerak Demokrat secara nasional akan banyak bergesekan dengan Partai Republik, dalam hal ini Mahkamah Agung – yang diduduki partai konservatif – sebagai pihak yang memutuskan.
Sebagai negara ekonomi terbesar dunia, AS adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedua, tetapi Donald Trump malah membalikkan kebijakan Barack Obama tentang pengurangan gas rumah kaca, dan menolak perjanjian Paris tentang perubahan iklim, yang mengikat negara-negara untuk menahan pemanasan global jauh di bawah 2C, dengan aspirasi untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5C.
Sikap Trump membuat AS semakin terisolasi di antara ekonomi utama.
Beberapa pekan terakhir, Presiden China, Xi Jinping, mengejutkan dunia dengan berjanji untuk mencapai nol emisi bersih pada tahun 2060, dan mengatakan bahwa puncak emisi akan terjadi pada tahun 2030. Jika benar, hal itu akan cukup mengurangi proyeksi kenaikan suhu dunia sebesar 0,2 derajat Celcius menjadi 0,3 derajat Celcius, menurut Climate Action Tracker.
Tidak hanya China, baru-baru ini Jepang juga mendukung target emisi nol bersih, seperti halnya Korea Selatan, dan UE memiliki kesepakatan hijau £ 1tn. Jika janji Biden ditindaklanjuti, itu berarti negara ekonomi penghasil lebih dari setengah emisi karbon global akan mencapai emisi nol bersih pada sekitar tahun 2050.
Ini menambah potensi “titik kritis bersejarah” pada iklim, menurut Climate Action Tracker. Janji AS dan China akan cukup untuk mengurangi pemanasan global menjadi sekitar 2,3 ° C atau 2,4 ° C pada akhir abad ini. Itu adalah sekitar 25-40% dari upaya yang diperlukan untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 ° C, tujuan aspiratif dari perjanjian Paris.