2 Nelayannya Dibunuh, Iran Balas Tahan Kapal UEA
Beri Baru, Internasional – Pada hari Kamis (20/8), Iran mengatakan bahwa pihaknya telah menyita sebuah kapal yang terdaftar di Uni Emirat Arab (UEA). Kapal itu telah melanggar perairan teritorial Iran pekan ini.
Namun di hari yang sama, sebelumnya penjaga pantai UEA telah membunuh dua nelayan Iran.
Hal itu disampai oleh TV pemerintah yang mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran, dilansir dari Aljazeera.
Kementerian luar negeri mengatakan kapal itu disita pada hari Senin, tepat beberapa beberapa saat setelah pada hari yang sama kapal penjaga pantai UEA ‘menembaki beberapa kapal nelayan Iran … dan menyebabkan kematian dua nelayan.’
Sejak kesepakatan pekan lalu antara Israel dan UEA, ketegangan antara dua negara kaya minyak yang saling berhadapan di Teluk itu terus meningkat.
Iran pun kini tidak hanya akan menghadapi musuh bebuyutannya, Israel, tapi juga UEA kerena UEA-Israel telah menormalisasi hubungan.
“Pada hari Senin (17/8), sebuah kapal UEA disita oleh penjaga perbatasan Iran dan awaknya ditahan karena lalu lintas ilegal di perairan negara kami,” kata TV pemerintah mengutip pernyataan kementerian luar negeri Iran.
“Pada hari yang sama [Senin, 17/8], penjaga UEA menembak mati dua nelayan Iran dan menyita sebuah perahu … UEA telah menyatakan penyesalan atas insiden tersebut dan dalam sebuah surat pada hari Rabu (19/20) mengumumkan kesiapannya untuk membayar kompensasi.”
Iran memanggil charge d’affairs atau Charge-D UEA di Teheran atas insiden tersebut.
Kementerian luar negeri UEA menolak berkomentar ketika dihubungi oleh kantor berita Reuters.
Meskipun insiden mengenai kapal penangkap ikan sering terjadi antara Iran dan UEA, Iran memperingatkan setiap agresi terhadap kepentingan dan warganya.
“Teheran akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi kapal dan warganya di Teluk Persia,” imbuh pernyataan Kemenlu Iran.
Iran Geram dengan Normalisasi Hubungan UEA-Israel
Pada hari Senin (17/8), Kantor berita negara WAM melaporkan bahwa penjaga pantai Iran mencoba menghentikan delapan kapal penangkap ikan yang melanggar perairan teritorialnya di barat laut pulau Sir Bu Nu’Ayr.
Tidak ada laporan adanya korban jiwa dalam penangkapan itu.
Insiden itu terjadi di tengah ketegangan tinggi antara UEA-Iran menyusul pengumuman mengejutkan pekan lalu bahwa UEA telah setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah kesepakatan yang ditengahi AS.
Iran telah mengutuk perjanjian itu, di mana Presiden Iran Hassan Rouhani menyebutnya sebagai ‘kesalahan besar’ dan memperingatkan ‘agar tidak membuka jalan Israel ke kawasan itu’ tanpa merinci apa maksud peringatan itu.
Pernyataan Rouhani dipandang sebagai ‘ancaman’ oleh UEA.
Pada hari Minggu (16/8), UEA pun memanggil kuasa hukum Iran di Abu Dhabi untuk memprotes retorika ‘yang tidak dapat diterima dan menghasut.”
Iran dan UEA setidaknya mulai bersitegang sejak tahun 2016 saat kedua negara itu secara sengit bersaing dalam berbagai bidang, termasuk minyak.
Menanggapi komentar Presiden Rouhani, UEAmengatakan pernyataan itu ‘memiliki implikasi serius bagi keamanan dan stabilitas di kawasan Teluk.’
Beberapa ahli juga melihat terciptanya normalisasi hubungan Israel-UEA yang ditengahi AS itu ‘hanya’ merupakan strategi AS untuk menahan Iran yang merupakan ‘musuh bebuyutan’.
Pada gilirannya, Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash berulang kali mengatakan keputusan UEA untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel tidak ada hubungannya dengan Iran.
Namun, pemerintah otokratis UEA telah lama menganggap Iran sebagai ancaman regional utama mengingat ketegangan baru-baru ini antara Iran dan AS terkait kesepakatan nuklir 2015.
Karena itu, UEA baru-baru ini dikabarkan telah memasang baterai rudal Patriot di salah satu jalan raya utama Dubai yang mengarah ke utara menuju Iran.
Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, yang menjabat sebagai penguasa sehari-hari UEA, telah lama memperingatkan Israel mungkin menyerang lebih dulu untuk menghancurkan program nuklir Iran jika tidak dibendung.
Itu akan memulai perang regional yang akan membuat Iran menargetkan Emirates, katanya berulang kali kepada para pejabat AS.
“Ini adalah Timur Tengah dan kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan,” Sheikh Mohammed dikutip dalam jaringan diplomatik AS Februari 2009 yang diterbitkan oleh WikiLeaks.
“Ketika Iran menembakkan misil mereka, kami akan mengejar mereka dan membunuh mereka.”
Pengumuman Kemenlu Iran pada hari Kamis (20/8) tentang insiden penangkapan kapal UEA ini datang sehari setelah Presiden Trump mengatakan AS akan mengaktifkan mekanisme kontroversial ‘sanpback’ yang bertujuan untuk memberlakukan kembali sanksi PBB terhadap Iran dengan mengirim Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Ke PBB.