Diduga Sembunyikan Militer, FBI Investigasi Pemegang Visa China Di 25 Kota AS
Berita Baru, Internasional – Departemen Kehakiman mengatakan FBI baru-baru ini telah mewawancarai pemegang visa China yang diduga memiliki afiliasi militer China di lebih dari 25 kota di Amerika Serikat (AS), Kamis (23/7).
Pengumuman Departemen Kehakiman itu kemungkinan akan memicu ketegangan antara China dan AS yang sudah bertikai di berbagai lini, terutama sejak Washington memerintahkan China untuk menutup konsulatnya di Houston, Texas baru-baru ini.
Washington telah mengintensifkan tuduhan bahwa China menggunakan operasi dunia maya dan spionase untuk mencuri teknologi, militer, dan pengetahuan AS lainnya dalam strategi untuk menggantikan AS sebagai kekuatan finansial dan militer terkemuka di dunia.
Namun Beijing membantah semua tuduhan itu dan mengatakan langkah AS itu hanya merupakan provokasi politik menjelang pemilihan presiden AS November mendatang.
“Anggota Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China ini mengajukan permohonan visa penelitian sambil menyembunyikan afiliasi mereka yang sebenarnya dengan PLA,” kata pernyataan itu mengutip Asisten Jaksa Agung John Demers, dilansir dari Reuters.
“Ini adalah bagian lain dari rencana Partai Komunis China untuk mengambil keuntungan dari masyarakat terbuka kita dan mengeksploitasi institusi akademik,” imbuhnya.
Kedutaan Besar China belum memberikan tanggapan dan komentar terkait tindakan baru AS yang mengkhawatirkan ini.
Departemen Kehakiman mengatakan FBI baru-baru ini menangkap tiga warga negara China karena diduga menyembunyikan anggota PLA ketika mengajukan permohonan visa untuk melakukan penelitian di institusi akademik AS.
FBI sedang berusaha untuk menangkap tersangka pelaku penelitian penipuan visa keempat yang mencari perlindungan di konsulat China di San Francisco setelah diwawancarai oleh biro tersebut pada Juni. Namun, secara hukum, penegakan hukum AS tidak dapat memasuki kedutaan atau konsulat asing kecuali diundang, dan pejabat tinggi tertentu seperti duta besar memiliki kekebalan diplomatik.