Virus Mereda, Italia Menuju Fase II
Berita Baru, Internasional – Setelah lima minggu menjalani isolasi massal yang cukup ketat, Italia kini telah menunjukkan tanda-tanda membaik. Orang-orang Italia mulai meregangkan masa penguncian mereka karena Cuaca panas yang datang menghampiri Italia.
Italia adalah negara demokrasi Barat pertama yang terkena virus, dengan jumlah kematian terbanyak dari negara manapun yaitu hampir 19.000 orang. Negara itu melakukan pembatasan secara luas dan cukup ketat pada aktivitas kebebasan pribadi dan menutup semua industri yang tidak penting.
Sebagaimana dilansir dari CNBC, Minggu (12/4), sampai saat ini sekolah-sekolah masih ditutup dan anak-anak tidak diizinkan bermain di taman seperti biasa, dan memberlakukan jarak 200 meter (meter) untuk berpergian diluar ruangan.
Berbagai kebijakan yang diambil Italia telah menunjukkan keberhasilan dalam memperlambat penyebaran virus, sampai ada penurunan yang jelas dalam jumlah kasus baru. Saat ini para pejabat bergulat dengan pertanyaan tentang bagaimana mengelola jarak sosial pada angkutan massal, membuka kembali aktivitas perdagangan dan meluncurkan kembali manufaktur tanpa mengambil risiko yang besar.
Apa yang disebut Fase II sedang digambarkan sebagai pembukaan kota kembali dengan penuh kehati-hatian, karena masyarakat terus hidup bersama virus sampai vaksin dapat dikembangkan, mungkin dalam 12 hingga 18 bulan.
“Kami jelas tidak ingin menipu diri sendiri bahwa semuanya akan berubah,” Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan kepada orang Italia minggu ini.
Pada hari Jumat, Conte memperpanjang penguncian nasional hingga 3 Mei, mencakup semua industri yang tidak penting. “Setelah itu, saya harap kita bisa mulai lagi dengan hati-hati dan bertahap, tapi mulai lagi,” katanya.
Komite teknis sedang berupaya memperluas pengujian COVID-19 untuk mendapatkan gambaran tentang seberapa meluasnya virus tersebut menginfeksi Italia sebelum langkah-langkah dapat diredakan. Persiapan tersebut juga dilakukan sebagai persiapan untuk meluncurkan aplikasi seluler yang akan memungkinkan orang tahu apakah mereka sudah dekat dengan orang yang positif. Hal tersebut diperkirakan akan memakan waktu setidaknya satu bulan.
″ Dengan ini Anda dapat memungkinkan orang memiliki lebih banyak kebebasan bergerak,” kata Walter Ricciardi, pakar kesehatan masyarakat dan anggota dewan Organisasi Kesehatan Dunia yang memberi nasehat kepada pemerintah Italia.
Teknologi untuk aplikasi sudah ada tetapi pihak berwenang sedang mengerjakan detail teknis tentang cara menyebarkannya.
Para ahli di Italia berkoordinasi dengan mitra Eropa, sehingga pelacakan dapat diterapkan lintas batas yang secara de facto ditutup oleh virus. Tujuannya adalah untuk membangun teknologi bersama yang dapat membantu membangun kembali kebebasan bergerak di negara-negara UE.
Penggunaan aplikasi tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja yang ingin tahu apakah mereka telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dan tidak memiliki cara lain untuk mengidentifikasi. Selain itu, data diri pengguna akan dilindungi sehingga tidak akan berisiko seperti aplikasi lain yang banyak digunakan seperti Google Maps atau TripAdvisor, yang membantu pengguna mengidentifikasi data tertentu.