Dies Natalis ke-27 Universitas Paramadina, Jusuf Kalla Harap Paramadina Jadi Mercusuar Pendidikan
Beritabaru.co – Universitas Paramadina merayakan Dies Natalis ke-27 di Aula Lantai 8 Gedung Nurcholish Madjid, Kampus Universitas Paramadina Cipayung. Perayaan yang berlangsung pada Jumat (10/1/2025) ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Jusuf Kalla, John Riady (CEO PT. Lippo Karawaci), Amminudin (Corporate Secretary Triputra Grup), dan Ari Dharma Stauss (Konrad Adenauer Stiftung).
Acara dimulai dengan Sidang Senat yang dipimpin oleh Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini. Dalam sambutannya, ia memaparkan capaian universitas yang kini memiliki 5.800 mahasiswa dan menargetkan 10.000 mahasiswa sesuai arahan Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina, Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla: “Universitas Paramadina Kini Miliki Rumah Sendiri”
Dalam pidatonya, Jusuf Kalla menyampaikan refleksi mendalam tentang peran Universitas Paramadina sebagai institusi pendidikan tinggi yang mendukung kemajuan bangsa.
“Alhamdulillah, setelah 23 tahun bergerak dari satu tempat ke tempat lain, akhirnya Universitas Paramadina memiliki rumah sendiri,” ujar Jusuf Kalla dengan penuh haru.
Ia juga mengapresiasi dedikasi Hendro Martowardojo dan Wija yang telah mewujudkan pembangunan kampus permanen ini.
Lebih lanjut, Jusuf Kalla menyoroti kontribusi tiga tokoh besar dalam pengembangan kelas menengah dan keagamaan di Indonesia: BJ Habibie dengan ICMI, Nurcholish Madjid (Cak Nur) melalui pengajian eksekutif, dan Abdul Latif lewat inovasi ONH Plus.
“Ketiga tokoh ini berjasa besar dalam membangun dan menginspirasi kelas menengah Indonesia,” tegas Jusuf Kalla.
Harapan Besar untuk Masa Depan Universitas Paramadina
Ketua Umum Yayasan Wakaf Paramadina, Hendro Martowardojo, juga menyampaikan kebanggaannya terhadap kemajuan kampus ini.
“Pembangunan kampus ini dimulai dari niat besar dan kerja keras yang kini mulai terwujud. Harapan kami, kampus ini akan terus berkembang dan menjadi mercusuar pendidikan di masa depan,” ujarnya.
Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, mengungkapkan pencapaian akademik universitas, termasuk keberadaan tujuh guru besar, 15 calon guru besar, dan 57 lektor yang terus bertambah.
“Dengan sumber daya yang ada, kami optimis mampu menjadikan Paramadina sebagai universitas yang unggul di tingkat nasional maupun internasional,” katanya.
Prof. Komaruddin Hidayat: Belajar dari Sejarah untuk Masa Depan
Dalam orasi ilmiah, Prof. Komaruddin Hidayat menyampaikan pandangannya tentang perjalanan panjang Indonesia sebagai bangsa, mulai dari era penjajahan hingga demokrasi modern.
“Indonesia hari ini menghadapi tantangan besar karena elite politik lebih sibuk mengakumulasi kekayaan dan kekuasaan, yang pada akhirnya menghambat mobilitas sosial dan suara dari bawah,” ungkap Komaruddin.
Ia juga mengingatkan bahwa kebijakan visioner yang berpihak pada rakyat menjadi kunci bagi masa depan bangsa.
Sementara itu, Ibu Omi Komaria Madjid, istri almarhum Prof. Nurcholish Madjid, memberikan pesan agar Universitas Paramadina terus menjunjung tinggi nilai-nilai dasar seperti kejujuran, toleransi, dan keteladanan publik.
“Inilah mimpi Cak Nur yang masih harus terus direalisasikan,” tutur beliau penuh haru.