Baru Beberapa Hari Sepakati Perjanjian, AS Luncurkan Serangan Udara kepada Taliban
Berita Baru, Internasional – Pada hari Rabu (4/3), Amerika Serikat meluncurkan serangan udara terhadap Taliban di Afghanistan. Serangan itu pertama kali sejak kedua belah pihak menandatangani kesepakatan penarikan pasukan pada Sabtu (29/2) lalu, menurut laporan dari Sputnik.
Juru bicara pasukan AS, Sonny Leggett, mengonfirmasi hal itu terjadi di provinsi Helmand yang terletak di wilayah selatan. Serangan dilakukan beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump berbicara lewat sambungan telepon dengan kepala negosiator Taliban, Mullah Baradar Akhund, pada Selasa (3/3).
Leggett, melalui cuitan di Twitter, menyebut kombatan Taliban telah secara aktif menyerang sebuah pos pemeriksaan (milik Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan). “Maka ini adalah serangan bertahan untuk mengacaukan serangan mereka,” katanya.
Lebih lanjut dia menyatakan bahwa pemerintah AS telah berkomitmen untuk menjaga perdamaian, namun akan tetap membela pasukan pemerintah Afghanistan jika diperlukan.
“Pimpinan Taliban berjanji kepada komunitas internasional bahwa mereka akan mengurangi kekerasan dan tidak lagi meningkatkan serangan. Kami meminta Taliban untuk menghentikan serangan-serangan yang tidak diperlukan serta menjunjung komitmen mereka,” kata Leggett.
Melalui cuitan Twitter lain pada Rabu malam, Utusan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad, meskipun tidak secara spesifik menyebut serangan-serangan tersebut, menulis “Meningkatkan kekerasan adalah ancaman terhadap kesepakatan damai, dan tindakan itu harus segera dikurangi.”
Sementara ketua pimpinan gabungan, Jenderal Mark Milley, justru menganggap remeh serangan Taliban dengan mengatakan, “Tidak ada serangan di 34 ibu kota provinsi, juga di Kabul, tidak ada serangan tingkat tinggi, tidak ada bom bunuh diri, tidak ada bom mobil, tidak ada serangan terhadap pasukan AS, juga terhadap koalisi.”
“Betul bahwa ada sejumlah serangan signifikan, namun serangan kecil. Semuanya bisa dipukul mundur,” kata Milley.
Bagaimanapun, setelah penandatangan kesepakatan penarikan pasukan, Taliban memutuskan pada Senin (2/3) untuk melanjutkan operasi militer mereka secara normal terhadap pasukan Afghanistan, meskipun beberapa sumber menyebut bahwa kelompok itu juga akan melakukan hal yang sama terhadap pasukan asing.
Taliban sendiri menolak untuk mengonfirmasi maupun membantah bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan apa pun.
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, dalam cuitan di Twitter menyebut, “berdasarkan rencana, (Taliban) menerapkan semua bagian kesepakatan satu demi satu untuk menjaga pengurangan pertempuran.”
Sementara seorang pimpinan senior Taliban di Helmand yang menolak disebut namanya, mengatakan bahwa sebuah drone telah menargetkan posisi pihaknya.
“Sejauh yang saya ketahui, kami tidak menderita kerugian apapun pada sumber daya pasukan, namun kami tengah menangani insiden ini dan telah mengirim tim ke lokasi kejadian,” kata dia.
Dia juga menambahkan, pimpinan senior Taliban di Afghanistan telah meminta diadakan rapat darurat untuk membicarakan apa yang dideskripsikan sebagai “pelanggaran berat” terhadap kesepakatan penarikan pasukan.