Imbas Kekeringan Parah, Istanbul Hadapi Kelangkaan Air
Berita Baru, Internasional – Istanbul yang merupakan kota terbesar di Turki, sedang menghadapi kelangkaan sumber daya air akibat kekeringan parah yang melanda negara itu sejak tahun lalu, kata otoritas kota tersebut pada Kamis (6/7/23).
Kapasitas air di bendungan Kazandere, Pabucdere, dan Alibey, yang memasok air ke Istanbul, kota dengan populasi tertinggi di negara tersebut, telah menurun drastis akibat curah hujan yang tidak mencukupi, kata Direktorat Pengairan dan Saluran Pembuangan Istanbul (ISKI).
Data ISKI menunjukkan bahwa kapasitas penyimpanan air di bendungan Kazandere saat ini tercatat di angka 5,77 persen, sementara di bendungan Pabucdere berada di angka 4,22 persen, dan di bendungan Alibey tercatat 23,79 persen.
Volume penampungan air gabungan dari 10 bendungan di Istanbul menurun menjadi 42,74 persen, dari 72,01 persen dalam periode yang sama tahun lalu.
Foto dari udara yang diabadikan oleh kantor berita Demiroren menunjukkan bahwa bendungan Kazandere telah mengering dan ditutupi rerumputan.
Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu mengungkapkan kekhawatirannya soal keterbatasan sumber daya air di kota itu, seraya menekankan bahwa curah hujan yang tidak mencukupi makin memperburuk situasi tersebut.
Istanbul, yang berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa, mengonsumsi 1,1 miliar meter kubik air setiap tahunnya.
Curah hujan di seantero Turki tidak mencapai tingkat yang diharapkan sejak tahun lalu, dan kekeringan disertai cuaca yang terik telah memengaruhi sebagian besar wilayah di negara itu pada musim panas tahun ini.
Profesor Levent Kurnaz, Direktur Pusat Studi Perubahan dan Kebijakan Iklim di Universitas Bogazici, menuturkan bahwa kekeringan tersebut akan menyebabkan penurunan curah hujan hampir 20 persen dalam 50 tahun mendatang, tidak hanya di Turki tetapi juga di seluruh dunia.
Akibat perubahan iklim dan pemanasan global, setiap musim akan menjadi lebih hangat dibandingkan sebelumnya, ujar Kurnaz.
“Oleh karena itu, kita harus mulai belajar untuk hidup dengan jumlah air yang lebih sedikit,” kata Kurnaz, seperti dikutip harian Haberturk.