Netanyahu: Israel Menolak Kirim Sistem Iron Dome ke Ukraina karena Takut Sistem Kubah Besi Itu Sampai ke Iran
Berita Baru, Internasional – Israel menolak mengirimkan sistem anti-rudal Iron Dome ke Ukraina karena khawatir sistem itu jatuh ke tangan Iran dan digunakan untuk melawan warga Israel, kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (29/6).
“Saya pikir penting untuk dipahami bahwa kami juga prihatin dengan kemungkinan bahwa sistem yang akan kami berikan ke Ukraina akan jatuh ke tangan Iran dan dapat direkayasa balik dan kami akan menemukan diri kami menghadapi sistem Israel yang digunakan untuk melawan Israel. Sekarang jika itu sistem (Kubah Besi) jatuh ke tangan Iran, maka jutaan orang Israel akan dibiarkan tak berdaya,” kata Netanyahu.
Pada saat yang sama, perdana menteri mengatakan bahwa Israel tidak netral dalam konflik Ukraina, dan telah memberikan bantuan kepada pemerintah Ukraina.
“Pemerintah sebelumnya membuat beberapa janji, yang sedang dalam proses mengenai bantuan untuk Ukraina. Yah, itu tidak disampaikan, tapi saya menepatinya. Dan saya pikir orang tahu, mungkin Anda harus mencari tahu apa yang terjadi, tapi kami “Kami tidak netral. Kami telah menyatakan simpati dan posisi kami dengan Ukraina,” kata Netanyahu.
Ia menambahkan, bagaimanapun, bahwa masih ada keterbatasan yang dimiliki Israel dalam hal dukungannya untuk Kiev.
Pekan lalu, Netanyahu mengatakan bahwa sudah ada banyak kasus ketika senjata yang dipasok ke Kiev oleh Barat ditemukan di dekat perbatasan Israel.
Seperti dilansir dari Sputnik News, negara-negara Barat telah memberikan dukungan finansial, kemanusiaan, dan militer ke Ukraina sejak dimulainya operasi militer Rusia pada Februari 2022.
Dukungan tersebut berkembang dari amunisi artileri yang lebih ringan dan pelatihan pada tahun 2022 menjadi senjata yang lebih berat, termasuk tank, akhir tahun itu dan pada tahun 2023.
Untuk berbulan-bulan, Ukraina telah mendorong untuk dipasok dengan sistem Iron Dome Israel, yang telah mendapat perlawanan dari pemerintah Israel sejauh ini. Kremlin telah berulang kali memperingatkan agar tidak melanjutkan pengiriman senjata ke Kiev.