Rusia Tegaskan Pihaknya Berhasil Menangkis Serangan Drone di Pelabuhan Krimea
Berita Baru, Moskow – Armada Laut Hitam Rusia tegaskan pihaknya telah berhasil menagkis serangan drone di pelabuhan Krimea Sevastopol, kata gubernur kota yang dilantik Moskow.
“Percobaan serangan di Sevastopol berhasil dipukul mundur mulai pukul 03.30 [00:30 GMT],” kata Mikhail Razvojayev di Telegram pada hari Senin (24/4), dilansir dari Moscow Times.
“Sebuah drone permukaan [angkatan laut] dihancurkan oleh pasukan anti-sabotase, yang kedua meledak dengan sendirinya,” katanya, seraya menambahkan bahwa tidak ada kerusakan yang dilaporkan.
Layanan feri penumpang ditangguhkan di kota pelabuhan, kantor berita Rusia Interfax melaporkan, mengutip otoritas transportasi Sevastopol.
Tidak ada alasan yang diberikan, tetapi badan tersebut mengatakan lalu lintas telah ditangguhkan di masa lalu karena serangan pesawat tak berawak atau badai.
Sevastopol bersama dengan sisa Semenanjung Krimea dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014 tetapi secara internasional diakui sebagai bagian dari Ukraina.
Tidak ada reaksi langsung dari Ukraina. Kyiv hampir tidak pernah secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas serangan di dalam Rusia atau di wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina.
Sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, Krimea telah berulang kali menjadi sasaran serangan drone udara dan laut.
Ada beberapa tindakan sabotase terhadap pangkalan militer Rusia, kantor wajib militer dan jalur kereta api yang digunakan sebagai jalur suplai oleh militer sejak Rusia memulai kampanye militernya di Ukraina.
Pada bulan April, Alexander Bortnikov, kepala Dinas Keamanan Federal, atau FSB, menuduh Ukraina dan negara-negara Barat meluncurkan “kampanye perekrutan dan ideologis yang agresif” untuk menghasut orang-orang Rusia, terutama kaum muda, untuk melakukan pemberontakan bersenjata.
Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy telah berjanji untuk merebut kembali semua tanah Ukraina yang sekarang diduduki Rusia, termasuk Krimea.
Banyak bekas negara blok Timur memiliki pengeluaran militer lebih dari dua kali lipat sejak pencaplokan Krimea oleh Rusia.