Peringati Hari Tanah, Palestina Serukan Pembebasan Wilayah dari Pendudukan Israel
Berita Baru, Internasional – Pada Kamis (31/3), Palestina memperingati tahun ke-47 “Hari Tanah” dengan seruan kepada Israel untuk mengakhiri pendudukan di wilayah Palestina yang telah berlangsung sejak 1967.
Mereka juga menyerukan pembentukan negara Palestina merdeka di wilayah yang direbut Israel pada 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Seperti dilansir dari Xinhua News, ratusan demonstran Palestina berkumpul di dekat perbatasan antara Jalur Gaza timur dan Israel, mengibarkan bendera Palestina, membawa spanduk, menuntut diakhirinya pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina merdeka, dan meneriakkan slogan-slogan anti-Israel.
Demonstrasi dan aksi unjuk rasa juga diadakan di bagian lain Jalur Gaza untuk menandai hari itu. Beberapa anak muda menanam pohon zaitun, yang masing-masing membawa nama sebuah desa di Palestina bersejarah yang ditinggalkan kakek mereka pada tahun 1948.
Gerakan Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa Palestina “masih mempertahankan hak-hak mereka yang sah.”
Di Tepi Barat, demonstrasi serupa dijadwalkan di beberapa kota, desa dan kota pada hari Jumat.
Perdana Menteri Palestina, Mohammed Ishtaye, mengecam agresi Israel pada “Suara Palestina” sebagai tindakan agresif dan mengatakan pendudukan Israel sebagai penindasan dan pembunuhan.
Ishtaye meminta warga Palestina untuk bersatu kembali dan mengakhiri perpecahan internal di antara warga Palestina, terutama antara Hamas dan Partai Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas sejak 2007.
Peristiwa Hari Tanah dimulai pada 30 Maret 1976, ketika warga Palestina di Israel memprotes penyitaan Israel atas sekitar 21.000 dunam (2.100 hektar) tanah desa Palestina di wilayah Galilea di Israel utara.
Protes tahun 1976 terjadi di desa Arraba, Sakhnin, Deir Hanna, Arab al-Sawa’id dan lain-lain. Tanah di desa-desa ini disita untuk membangun lebih banyak pemukiman