Mendes Halim: SDGs Desa Sumbang Optimisme bagi Negara Asia Pasifik
Berita Baru, Jakarta – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar mendorong penerapan (Sustainable Development Goals) SDGs Desa dalam mempercepat pencapaian SDGs di negara-negara Asia Pasifik.
SDGs Desa adalah upaya terpadu untuk pembangunan ekonomi, sosial, lingkungan, hukum dan tata kelola masyarakat di tingkat Desa. Goals SDGs Desa diturunkan dari Goals SDGs Nasional menjadi 18 bidang fokus pembangunan.
“SDGs Desa bisa menyumbang optimisme, karena menjadi strategi untuk mempercepat pencapaian SDGs bagi negara-negara Asia Pasifik,” kata Mendes Halim dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (27/3).
Pernyataan ini disampaikan Mendes saat menjadi panelis dalam acara 10th Asia Pacific Forum For Sustainable Development, pada sesi Glocalisation: Catalysing Local Implementation Of Global Goals In Asia And The Pacific yang digelar UN-ESCAP di Bangkok, Thailand (27/3).
“Forum ini penting bagi Indonesia untuk berbagi perspektif tentang mempercepat implementasi lokal, juga berbagi pengalaman Indonesia dalam membumikan SDGs di tingkat desa melalui inisiatif SDGs Desa” tambah Mendes Halim.
Menteri yang akrab disapa Gus Halim itu lebih lanjut menjelaskan bahwa desa memiliki peranan penting bagi Indonesia. Salah satunya terkait jumlah pemerintahan desa yang besar. “Bagi Indonesia, desa memiliki dua posisi strategis,” ujarnya.
“Pertama, cakupan pemerintahan desa sangat dominan, mencakup 91 persen dari seluruh tingkatan pemerintahan terendah di Indonesia. Sisanya 9 persen berada di perkotaan,” sambung Gus Halim.
Di samping itu, sebagai level terendah dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah desa langsung berinteraksi dengan warga. Dengan demikian, pemerintah desa merupakan wakil negara yang paling dekat dengan mereka.
“Posisi strategis desa yang kedua adalah jumlah penduduk desa yang besar dan dominan di Indonesia. Kementerian Dalam Negeri RI melaporkan, jumlah warga yang memegang KTP dan tercatat tinggal di desa mencapai 71 persen, dan di perkotaan 29 persen. Indeks Pembangunan Desa 2021 melaporkan ada 214 juta penduduk desa,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Indonesia melokalkan SDGs menjadi SDGs Desa dengan 18 tujuan, diantaranya;
- Sebagai Desa Tanpa Kemiskinan
- Desa Tanpa Kelaparan
- Desa Sehat dan Sejahtera
- Pendidikan Desa Berkualitas
- Keterlibatan Perempuan Desa
- Desa Layak Akses Air Bersih dan Sanitasi
- Desa Energi Bersih dan Terbarukan
- Pertumbuhan Ekonomi Desa Merata
- Infrastruktur dan Inovasi Desa Sesuai Kebutuhan
- Desa Tanpa Kesenjangan
- Kawasan Permukiman Desa Aman dan Nyaman
- Konsumsi dan Produksi Desa Sadar Lingkungan
- Desa Tanggap Perubahan Iklim
- Desa Peduli Lingkungan Laut
- Desa Peduli Lingkungan Darat
- Desa Damai Berkeadilan
- Kemitraan untuk Pembangunan Desa
- Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif
Di tahun 2022, Dana Desa Indonesia mencapai Rp 68 triliun atau sekitar USD 4,5 miliar yang digunakan untuk percepatan pencapaian SDGs Desa.
Dukungan pendanaan dana desa yang mencapai rata-rata 58 persen dari Rp 118 triliun atau sekitar USD 7,8 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa diharapkan dapat terakselerasi menuju pencapaian target SDGs Desa pada tahun 2030.
Setiap SDGs desa memiliki informasi yang menunjukkan jumlah penduduk, keluarga, dan rukun tetangga yang membutuhkan dukungan untuk program pembangunan.
Informasi ini dapat diakses dan diunduh oleh pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat untuk merumuskan kebijakan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat di tingkat lokal dan nasional.
Implementasi inisiatif SDGs Desa pun telah memberikan hasil positif dengan terciptanya ratusan desa yang mampu merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan dan potensi lokal.
Inisiatif SDGs Desa juga membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan secara keseluruhan.
Dalam forum tersebut, turut hadir panelis lain dari Liga Kota Filipina, Germelina Singson-Goulart, Urbanice Malaysia, Norliza Hashim dan Azmizam Abdul Rashid, Monash Sustainable Development Institute, India Dechrai, dan Institute for Global Environmental Strategies, Fernando Ortiz-Moya.