4 Blok Panas Bumi Indonesia Akan Dilelang Tahun Ini
Berita Baru, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali berencana untuk membuka lelang tiga hingga empat wilayah kerja panas bumi (WKP) di Indonesia pada tahun 2023.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana, menyebut komitmen itu menyusul minat investor yang tinggi untuk kembali mengakuisisi sejumlah lapangan potensial di dalam negeri.
“Tahun ini rencananya ada tiga hingga empat lokasi yang akan dilelang,” kata Dadan, seoerti dikutip dari bisnis.com, Senin (9/1).
Hanya saja Dadan tidak menerangkan secara detail lokasi WKP yang bakal ditawarkan kepada publik tersebut. Ia beralasan potensi sumber daya serta investasi pengembangan yang dibutuhkan masih dihitung lebih lanjut tim kementerian.
“[WKP yang akan dilelang] masih kami analisa,” ujar Dadan singkat.
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah resmi melelang dua blok, yakni WKP Way Ratai yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan dan WKP Nage yang berada di Kabupaten Ngada kepada calon investor sejak akhir 2022 lalu. Rencananya, lelang dua wilayah kerja itu akan ditutup pada 13 Januari 2023 mendatang.
Dadan menuturkan, kementeriannya belum dapat mengukur minat serta komitmen investasi dari calon investor lantaran periode lelang dua WKP itu yang bersinggungan dengan hari libur Natal dan tahun baru pekan lalu.
Namun ia yakin minat investor untuk mengembangkan proyek panas bumi di Indonesia cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan aksi akuisisi sejumlah lapangan panas bumi oleh perusahaan asal Jepang seperti Sumitomo Corporation dan Inpex Geothermal Ltd. yang agresif satu tahun terakhir ini.
“Apa yang dilakukan Inpex adalah bukti bahwa panas bumi masih menarik untuk investasi, Inpex sangat serius dengan sekarang membuka kantor di Jakarta yang secara khusus ngurusin panas bumi,” ujarnya.
Adapun, Inpex Geothermal Ltd baru saja mengakuisisi seluruh kepemilikan saham Engie sebesar 31,45 persen di PT Supreme Energy Rajabasa. Akuisisi itu sekaligus menandakan hengkangnya Engie dari portofolio panas bumi di Indonesia.
PT Supreme Energy Rajabasa merupakan anak usaha PT Supreme Energy yang didirikan pada 2008 lalu untuk mengoperasikan blok panas bumi di Gunung Rajabasa, Lampung Selatan dengan potensi panas bumi 220 megawatt (MW).
Sementara itu, WKP yang telah dilelang pemerintah pada akhir tahun lalu, yakni WKP Way Ratai memiliki potensi cadangan 105 megawatt (MW) dengan luas wilayah 70.710 hektare.
WKP ini pernah dilelang pada 2015 lalu dan dimenangkan oleh Konsorsium PT Optima Nusantara Energi dan Enel Green Power S.p.A pada 2016 dengan harga penawaran tenaga listrik US$13 sen per kilowatt hour (kWh).
WKP yang direncanakan untuk dikembangkan dengan kapasitas 55 MW itu sebelumnya ditargetkan dapat beroperasi pada 2022 ini. Namun, konsorsium bernama PT Enel Green Power Optima Way Ratai itu memilih hengkang dan mengembalikan izin panas bumi WKP Way Ratai pada tahun ini.
Sementara itu, WKP Nage merupakan WKP dengan program government drilling Kementerian ESDM. Program ini merupakan program pengeboran panas bumi yang dilakukan untuk meminimalisir risiko eksplorasi yang diterima pengembang.
Pada rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2021-2030 milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, penambahan kapasitas listrik dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) ditarget sebesar 3,35 gigawatt (GW). Proyeksi investasi yang mesti diamankan mencapai US$17,35 miliar hingga 2030 mendatang untuk mencapai target tersebut.