160 Orang Termasuk 3 Anak Tewas dalam Kerusuhan Kazakhstan
Berita Baru, Internasional – Otorias Kazakhstan mengatakan bahwa sebanyak 164 orang tewas dalam kerusuhan yang mengguncang negara itu dalam sepekan terakhir, termasuk di tiga anak di antaranya.
Seperti dilansir dari The Guardian, kementerian kesehatan mengatakan 103 kematian terjadi di Almaty, kota terbesar Kazakhstan sekaligus pusat terjadinya kekerasan.
Kekerasan tersebut merupakan yang terburuk dalam 30 tahun sejarah kemerdekaan Kazakhstan, situasi di Almaty dan kota-kota lain sebagian besar mulai tenang pada hari Minggu.
Pihak berwenang mengatakan mereka telah memulihkan kendali dan kehidupan perlahan akan kembali normal dalam beberapa hari mendatang. Di Almaty, pihak berwenang mengumumkan beberapa transportasi umum akan kembali beroperasi pada hari Senin.
Wakil menteri pertahanan, Sultan Gamaletdinov, mengatakan pada hari Minggu bahwa “operasi kontrateroris” masih berlangsung dan akan berlanjut “sampai teroris benar-benar dilenyapkan dan tatanan konstitusional dipulihkan di Republik Kazakhstan”.
Jumlah mereka yang ditahan oleh polisi terus meningkat, dengan kantor presiden Kazakhstan melaporkan angka terbaru sebanyak 5.800.
Protes Kazakhstan dimulai Minggu lalu da dpicu oleh kenaikan tajam harga bahan bakar. Protes kemudian menyebar dengan cepat ke Almaty dan kota-kota lain yang berujung kekerasan dan didorong oleh frustrasi yang terpendam selama bertahun-tahun.
Pada hari Rabu, bentrokan kekerasan dimulai, dengan sekelompok pria memblokade bandara dan menyerbu gedung-gedung pemerintah. Banyak orang di lapangan melaporkan bahwa kelompok-kelompok kekerasan yang terorganisir tampaknya mengambil alih protes.
Pada hari Jumat, Presiden Kassym-Jomart Tokayev menyampaikan pidato yang mengatakan bahwa dia telah memerintahkan badan penegak hukum untuk menembak mati, tanpa peringatan kepada siapapun yang terlibat. Tokayev juga mengatakan bahwa Almaty telah diserang oleh sekelompok 20.000 “bandit dan teroris”.
Erzhan Kazykhan, seorang penasihat presiden, membuat pidato video dalam bahasa Inggris pada hari Minggu, menuduh beberapa orang di barat salah menafsirkan peristiwa tersebut. “Demonstrasi damai yang disesalkan di Almaty dan beberapa daerah lain dibajak oleh pelaku dan kelompok teroris lokal dan eksternal yang berbicara bahasa asing,” katanya.
Pihak berwenang belum merilis bukti apa pun yang menunjukkan keterlibatan “teroris” atau pasukan asing. Pada hari Minggu, televisi lokal menunjukkan video pengakuan seorang pria yang mengatakan bahwa dia telah dibayar untuk melakukan perjalanan dari negara tetangga Kirgistan dan mengambil bagian dalam kekerasan. Namun, pemirsa di Kirgistan dengan cepat mengidentifikasi dia sebagai musisi jazz terkenal yang sering melakukan tur ke Kazakhstan, dan menyatakan keraguan bahwa dia terlibat dalam kerusuhan.
Laporan tentang kemungkinan pertikaian dalam elit Kazakstan yang mendorong bagian dari kekerasan tampaknya lebih masuk akal. Karim Masimov, kepala dinas keamanan dan mantan perdana menteri, pertama kali dicopot dari jabatannya dan kemudian ditangkap selama seminggu karena dicurigai melakukan makar. Tidak ada rincian yang dirilis tentang apa yang diduga telah dilakukan Masimov.