WHO Minta Ilmuwan dan Media Berhati-hati soal Rokok dan Pengurangan Resiko COVID-19
Berita Baru, Internasional – Para peneliti dari Prancis telah melakukan penelitian terhadap 482 pasien COVID-19 di salah satu rumah sakit Paris mulai dari tanggal 28 Februari hingga 9 April. Penelitian itu menyimpulkan bahwa hanya 5 persen pasien COVID-19 adalah perokok.
Hasil dari penelitian itu ditulis dalam sebuah artikel yang dimuat oleh Al Arabiya tanggal 5 Mei dengan judul ‘Smoking status appears to be a protective factor against coronavirus’: French Study.
Dari hasil penelitian itu, para peneliti tersebut mengklaim bahwa kemungkinan perokok terserang virus korona 80 persen lebih kecil daripada bukan perokok dengan usia dan jenis kelamin yang sama.
Menanggapi klaim tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak para peneliti, ilmuan dan media untuk lebih berhati-hati dalam menyetujui kesimpulan yang menyatakan bahwa tembakau atau nikotin mengurangi resiko penularan virus COVID-19.
Mengutip Sputnik pada hari Selasa (12/5), dalam sebuah pernyataan, WHO mengatakan bahwa COVID-19 terutama menyerang paru-paru; dan merokok merusak fungsi paru-paru. Sehingga, bukannya tembakau atau nikotin itu melawan virus, malahan itu membuatnya lebih sulit bagi tubuh untuk melawan virus korona dan penyakit lainnya.
“Tembakau juga merupakan faktor resiko utama untuk peyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan dan diabetes yang menempatkan orang dengan kondisi ini pada resiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit parah ketika terkena COVID-19. Penelitian-penelitan juga telah menunjukkan bahwa perokok lebih tinggi resikonya terkena penyakit dan bahkan kematian,” ujar WHO.
Pihak WHO pun akan terus-menerus mengevaluasi penelitian-penelitian baru termasuk penelitian yang mengkaji hubungan antara penggunaan tembakau dan nikotin dengan COVID-19.
“Saat ini tidak ada informasi yang cukup untuk mengkonfirmasi hubungan antara tembakau atau nikotin dalam pencegahan atau pengobatan COVID-19,” imbuh WHO.
Menurut WHO, mengutip Sputnik, rokok telah membunuh lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Lebih dari 7 juta kematian ini berasal dari penggunaan tembakau langsung dan sekitar 1,2 juta orang yang tidak merokok terpapar asap rokok dari perokok. Sementara itu, COVID-19 telah membunuh 283.153 orang di 215 negara dan menginfeksi total 4.088.848 orang.