UIN Sunan Kalijaga Anugrahi Gelar Doktor Honoris Causa kepada Sinta Nuriyah
Berita Baru, Yogyakarta – Istri almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yakni Sinta Nuriyah memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang Sosiologi Agama dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penganugrahan diberikan sebagai wujud penghargaan terhadap kerja-kerja kemanusiaan serta keadilan yang telah Sinta Nuriyah perjuangkan.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Alim Ruswantoro saat membacakan surat keputasan rektor UIN Sunan Kalijaga.
“Berdasarkan surat keputusan rektor nomor 239/2019 tentang penetapan doktoranda Hajah Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid M Hum sebagai penerima gelar Dokter Kehormatan atau Doktor Honoris Causa. Atas karya dan jasa-jasa beliau yang luar biasa dalam pengembangan kebhinakaan dan solidaritas kemanusiaan,” ucap Alim, di gedung Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, Rabu (18/12).
Adupun Ketua Tim Promotor, Marhumah menyampaikan penganugrahan sebagai apresiasi Sinta Nuriyah yang pernah menjadi first lady Indonesia.
“Pada tahun 2018, rektor mengamanah kepada kami (tim promotor_red) untuk melakukan pengujian, baik scara kwalitatif maupun kwantitatif. Pada 30 November 2019 kami melakukan ujian tertutup di kediaman beliau.
Dan kami menyimpulkan beliau sangat tepat menerima gelar Doktor Honoris Causa, bahkan nilainya Tsumma Coumlade. Beliau bisa menjawab semua pertanyaan yang kami ajukan di luar kepala,” kata Marhumah sembari menunjukkan peta konsep pemikiran Alumni UIN Sunan Kalijaga tersebut di slide presentasi dari hasil pengujian.
Hadir dalam penganugerahan itu sejumlah pejabat, di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi.
Sinta memperoleh gelar doktor HC setelah menyampaikan pidato ilmiah berjudul Inklusi dalam Solidaritas Kemanusiaan: Pengalaman Spiritual Perempuan dalam Kebhinnekaan.
Sinta Nuriyah dan Perjuangan Kemanusiaan
Dari siaran pers yang diteriman Beritabaru.co, penganugerahan Doktor Kehormatan tersebut merupakan apresiasi atas apa yang telah Sinta baktikan. Ia menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak perempuan serta kelompok marjinal, minoritas dan terpinggirkan yang kerap luput mendapatkan perlindungan.
Salah satu kegiatan rutin Sinta yang memiliki gaung kuat di akar rumput adalah selama lebih dari dua puluh tahun dirinya telah setia menggelar Sahur Keliling yang menjadi ruang perjumpaan untuk merajut kebhinekaan dan mengkampanyekan pesan-pesan toleransi di berbagai titik di tanah air, di berbagai rumah ibadah dan membersamai beragam kelompok masyarakat.
Pembelaan terhadap kelompok minoritas juga senantiasa Ia hayati dan contohkan dalam berbagai kesempatan, pernyataan serta kesediaan hadir memberi dukungan dan pengayoman.
Sinta bukan saja perempuan aspiratif yang hadir membersamai publik secara setia, tapi dalam ruang keluarga beliau juga menjadi sosok yang senantiasa hangat. Sejak menikah dengan Gus Dur pada 11 Juli tahun 1968, Ibu Sinta telah setia mendampingi Gus Dur secara tulus di berbagai ruang.
Ibu dari empat putri: Alissa, Yenny, Anita dan Inaya, serta sembilan cucu tersebut adalah sosok istri, ibu serta eyang putri yang sederhana, apa adanya, rendah hati dan penuh cinta.
Sebagai istri mendiang Gus Dur yang juga merupakan tokoh bangsa dan kemanusiaan, Sinta menunjukkan bagaimana beliau bekerja mendampingi Gus Dur dengan tetap membangun ruang perjuangan pribadi: membesarkan empat putri yang kesemuanya kini juga berkiprah untuk masyarakat secara luas.
Atas kesetiaannya hadirr menjadi samudera bagi keluarga serta begitu banyak orang dari berbagai kalangan tersebut lah yang juga menjadikan beliau disebut oleh New York Times sebagai sebagai salah satu dari 11 Perempuan Berpengaruh Dunia (11 Powerful Women We Met Around the World) pada tahun 2017. Menyusul kemudian pada tahun 2018 beliau dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di dunia (The Most Influential People of 2018) oleh majalah TIME.
Berbagai penghargaan tersebut, utamanya pemberian gelar Honoris Causa oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Sinta, diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk kerja-kerja kemanusiaan yang terus berlanjut, untuk suara-suara keadilan yang terus digaungkan, juga memupuk harapan bagi semua orang dari beragam identitas dan kelompok, bahwa kehidupan yang lebih adil dan damai senantiasa perlu untuk terus diperjuangkan. [AD]