Tutup Tahun, Kinerja Pasar Modal Positif
Berita Baru, Jakarta – Otorita Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja Pasar Modal Indonesia pada tahun ini cukup positif di tengah perkembangan geopolitik dan ekonomi global yang terus bergerak dinamis.
Lewat siaran pers. OJK menjelaskan peningkatan jumlah investor dan pertumbuhan industri pasar modal juga menunjukkan kepercayaan investor dan pelaku pasar modal. Sehingga berpengaruh cukup fundamental dan prospek ekonomi Indonesia.
“IHSG masih mencatatkan pertumbuhan positif meskipun dalam rentang yang tipis, yakni bertumbuh 2,18% ke posisi 6.329,31 (27 Desember 2019).” Kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2019, Senin.
Jumlah investor saham mencapai 2,48 juta investor, naik 40% dari tahun 2018. Dana investor asing juga meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu, yang mencapai Rp 49,19 Triliun ytd (27 Desember 2019).
Derasnya dana investor asing juga terjadi di pasar SBN, membukukan net buy sebesar Rp 171,59 triliun (per 26 Desember 2019) dan obligasi korporasi yang membukukan net buy sebesar Rp 5,48 Triliun (per 27 Desember 2019).
Pasar SBN sepanjang tahun 2019 juga mengalami penguatan dengan turunnya rata-rata yield SBN sebesar 96,57 bps ytd.
Sepanjang 2019, OJK telah mengeluarkan 175 surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. 56 di antaranya merupakan emiten baru, dengan total nilai hasil Penawaran Umum Rp 166,25 triliun, naik 0,99% yoy. Tertinggi di antara bursa-bursa di kawasan Asia Tenggara dan peringkat 7 di dunia.
Pemanfaatan penghimpunan dana melalui produk pengelolaan investasi seperti DIRE, DINFRA, Reksa Dana dan lainnya pun meningkat hingga 8,37% ytd. Dengan total kelolaan sebesar Rp 811,19 Triliun (per 26 Desember 2019).
Aktivitas perdagangan Pasar Modal Indonesia juga mengalami peningkatan. Hal itu tercermin dari kenaikan rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 21 persen menjadi 469 ribu kali per hari. Menjadikan likuiditas perdagangan saham BEI lebih tinggi diantara Bursa-bursa lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Pasar Modal Indonesia juga berhasil mendapatkan penghargaan dari Global Islamic Finance Award (GIFA) sebagai The Best Islamic Capital Market of The Year 2019 seiring dengan terus meningkatnya aktivitas dan partisipasi investor syariah di Indonesia.
Ekonomi Syariah
Di sektor syariah, pertumbuhan jumlah saham yang masuk dalam daftar efek syariah sebanyak 441 dengan nilai kapitalisasi Rp 3.767,93 triliun.
Jumlah sukuk yang outstanding sampai dengan 27 Desember 2019 sebanyak 143 dengan nilai emisi Rp 29,83 triliun atau tumbuh sebesar 40,05%.
Reksadana syariah yang beredar per 26 Desember 2019 sebanyak 264 dengan nilai NAB sebesar Rp 55,39 triliun atau tumbuh sebesar 60,59%.
Jumlah Ahli Syariah Pasar Modal hingga saat ini sebanyak 114 pihak.
Pembangunan Nasional
Nurhaida menambahkan, OJK telah mengeluarkan 7 Peraturan OJK, 2 Surat Edaran OJK, dan 5 Surat Edaran Dewan Komisioner OJK untuk mendukung berbagai program pembangunan nasional serta pendalaman pasar modal Indonesia.
OJK akan memfasilitasi penerbitan instrumen pasar modal jangka menengah dan panjang, baik yang bersifat konvensional, syariah maupun ramah lingkungan.
Selain itu, OJK menfasilitasi pengembangan infrastruktur pasar modal melalui pemanfaatan teknologi, serta memperluas basis investor di daerah.
OJK juga berkoordinasi dengan Pemerintah dalam menyusun revisi atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
UU tersebut dilatarbelakangi sejumlah isu yaitu penyesuaian dengan standar internasional, perlunya pengaturan menyeluruh tentang pihak, aktivitas, dan kegiatan yang berkaitan dengan penghimpunan dana masyarakat, serta mempertegas posisi OJK dalam fungsi authorization, standard setter, supervision dan enforcement.
Kedepan, dengan implementasi kebijakan moneter yang akomodatif, tren suku bunga rendah masih berlaku secara global. Investor akan mencari higher-yielding asset sehingga ekspektasi aliran dana masuk ke emerging countries meningkat, termasuk Indonesia. [AD]