Tuduh Iran Rencanakan Pembunuhan Balas Dendam, Khatibzadeh Minta AS Berhenti Propaganda Anti Iran
Berita Baru, Internasional – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, membantah tuduhan AS bahwa Teheran sedang merencanakan pembunuhan balas dendam atas kematian Jenderal Iran Qasem Soleimani awal tahun ini. Seperti dilansir dari Sputnik News, Senin (14/9), ia menampik tuduhan tersebut dengan menyebutnya sebagai propaganda anti-Iran.
Baru-baru ini, tuduhan tersebut muncul di outlet berita Politico, dengan mengutip sumber-sumber Amerika yang tidak disebutkan namanya. Dalam kutipannya, laporan tersebut mengatakan bahwa sasaran rencana pembunuhan adalah duta besar AS untuk Afrika Selatan.
“Kami menyarankan para pejabat Amerika untuk berhenti menggunakan metode usang untuk propaganda anti-Iran di arena internasional,” kata Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (14/9).
Khatibzadeh menyebut tuduhan tersebut sebagai bagian dari kampanye kontra-intelijen pemerintahan Trump melawan Iran. Ia juga mengecam laporan Politico dan mengatakan media tersebut telah diatur sesuai pesanan, bias, dan memiliki tujuan.
Ia juga menekankan bahwa Washington akan menggunakan tuduhan anti-Iran menjelang pemilihan presiden AS, ditambah dengan tekanan rezim (Amerika) untuk menyalahgunakan mekanisme Dewan Keamanan PBB dengan tujuan meningkatkan tekanan pada rakyat Iran .
Menurutnya, berita hoax semacam itu kemungkinan akan berlanjut meski upaya propaganda itu dinilai tidak akan berhasil mengingat daftar panjang kekalahan Washington dalam menghadapi Republik Islam Iran.
Khatibzadeh juga memuji negaranya sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab, yang katanya berkomitmen terhadap prinsip dan norma diplomatik internasional.
“Sebaliknya, Amerika Serikat dan rezim petahana di Gedung Putih yang telah mengabaikan prinsip-prinsip dasar diplomatik dan telah menjadi rezim yang nakal di arena internasional, mendalangi dan melaksanakan puluhan plot pembunuhan, penarikan diri dari banyak perjanjian internasional, melanggar integritas wilayah negara, dan pembunuhan pengecut Jenderal Qassem Soleimani, komandan terhormat perang melawan terorisme,” jelas Khatibzadeh.
Dia bahkan berjanji bahwa Iran akan melanjutkan tindakan hukum internasional di semua tingkatan sehubungan dengan pembunuhan Jenderal Soleimani, dan tidak akan memaafkan atau melupakan tindakan terorisme itu.
Semntara ini, sumber-sumber yang dikutip oleh Politico mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui mengapa yang menjadi target Teheran adalah Lana Marks, Duta Besar AS untuk Afrika Selatan.