Usai Tragedi Kanjuruhan, PWNU Jawa Timur Minta Seluruh Pengurus PSSI Mundur
Berita Baru, Sepakbola – Atas terjadinya tragedi Kanjuruhan, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dengan tegas meminta semua pengurus PSSI mundur dari jabatannya sebagai bentuk respek
terhadap korban dan keluarga korban.
Lewat Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdussalam Shohib, menyatakan bahwa PSSI sebagai penyelenggara liga harus bertanggung jawab. Semua pengurus PSSI seharusnya mundur sebagai bentuk respect terhadap korban dan keluarganya.
“PSSI wajib bertanggung jawab. Semua pengurusnya harus mundur. Itu sebagai bentuk respect terhadap korban dan keluarganya,” ucap KH Abdussalam Shohib dilansir dari Jatim.NU.
Tak hanya semua pengurus PSSI, NU Jatim juga minta kepolisian bertanggung jawab terhadap terjadinya tragedi Kanjuruhan. Dalam hal ini, Gus Salam minta Kapolri Jenderal Listiyo Sigit Prabowo juga
harus tegas.
“Kapolri wajib mencopot Kapolda Jatim dan Kapolres Malang, itu sebagai bentuk pertanggungjawaban
pimpinan,” tegasnya.
Kronologi Tragedi Kanjuruhan
Setelah wasit mengakhiri laga dengan skor kemenangan 3-2 bagi Persebaya, para suporter Arema tidak terima dengan kekalahan tersebut.
Mereka lalu langsung turun ke lapangan dan membakar mobil polisi serta merusak
benda-benda yang ada di stadion.
Sebagai bentuk pencegahan, aparat yang terdiri dari gabungan Polisi dan TNI pun turun tangan untuk mengamankan suporter. Semakin lama kemarahan para suporter tak terkendali, dan penonton mulai melemparkan benda-benda ke lapangan.
Untuk meredakan kemarahan pendukung Arema FC (Aremania), polisi melepaskan tembakan air mata. Karena tembakan tersebut, suporter mencoba menghindar dan terjadi kepanikan hingga situasi semakin tak terkendali.
Banyak dari penonton yang sesak napas akibat menghirup gas air mata. Selain itu, banyak pula yang terinjak-injak penonton lain yang berusaha menyelamatkan diri.
Tragedi Kanjuruhan ini pun mengakibatkan dua kendaraan polisi rusak, salah satunya dibakar. Fasilitas lain di stadion dilaporkan juga turut dibakar.
Bukan hanya di dalam, kerusuhan juga merembet hingga luar stadion. Total delapan kendaraan kepolisian dirusak. Para pemain Persebaya bahkan tertahan hingga satu jam di dalam kendaraan taktis polisi.
Sekitar pukul 03.00, Minggu (2/10/2022), Polda Jawa Timur mengadakan konferensi pers terkait tragedi Kanjuruhan. Dari 130 orang yang tewas tersebut, dua di antaranya adalah polisi.
Akibat kejadian ini, PSSI memberikan hukuman pada Arema FC yaitu dilarang menjadi tuan rumah selama Liga 1 2022/2023.