Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Proses evakuasi di Gunung Marapi (Foto: Basarnas)
Proses evakuasi di Gunung Marapi (Foto: Basarnas)

Tragedi Gunung Marapi: 23 Pendaki Tewas, Satu Masih Hilang



Berita Baru, Jakarta – Tim SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian dan evakuasi terhadap para pendaki yang terdampak erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat. Data terkini mencatat bahwa jumlah korban tewas akibat peristiwa ini telah mencapai 23 orang, dengan sebelas di antaranya sudah berhasil diidentifikasi.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumatera Barat, Komisaris Besar Polisi Lisda Cancer, mengungkapkan bahwa hampir semua korban, baik yang selamat maupun yang meninggal, mengalami luka bakar pada tubuhnya. Proses identifikasi dan penanganan korban erupsi Gunung MaCNNIndonesia.comrapi dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.

“Sampai saat ini yang teridentifikasi sudah sebanyak 11 orang,” kata Lisda Cancer dikutip dari  pada Rabu (6/12/2023)

Sayangnya, satu pendaki masih belum ditemukan. Abdul Malik, Kepala Kantor SAR Kota Padang, menyatakan bahwa tim SAR gabungan terhambat dalam proses pencarian oleh erupsi susulan, yang menyebabkan hujan abu dan mengganggu jarak pandang.

“Satu orang dalam pencarian,” ujarnya, menjelaskan kendala yang dihadapi tim SAR.

Hujan abu imbas erupsi Gunung Marapi juga memengaruhi beberapa wilayah di Kabupaten Agam. Sejumlah kecamatan, termasuk Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek, dan Malalak, mengalami hujan abu. Meskipun warga tidak mengungsi, mereka diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker untuk melindungi diri dari dampak kesehatan abu vulkanik.

Kepala Polda Sumbar, Inspektur Jenderal Polisi Suharyono, membuka kemungkinan untuk mengevaluasi izin pendakian di Gunung Marapi. Sejak 2011, gunung ini memiliki status waspada (level II) dengan rekomendasi untuk tidak melakukan pendakian. Pihak berwenang akan mengevaluasi apakah pemberi izin telah mematuhi prosedur operasional standar (SOP) yang ditetapkan.

“Saat ini kami masih fokus pada misi pencarian dan penyelamatan serta identifikasi para korban,” kata Suharyono.