Tim Doktor Mengabdi UB Gelar Pelatihan Mitigasi Kekerasan Seksual di Pondok Pesantren Al Islahiyah

Berita Baru, Malang – Doktor Mengabdi merupakan program pengabdian yang diselenggarakan Universitas Brawijaya (UB) dalam rangka merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian yang berbeda dari pada yang dilakukan sebelumnya digarap secara apik dengan mengangkat isu kekerasan seksual. Komplit, mulai edukasi tentang kekerasan seksual hingga pelatihan kampanye anti kekerasan seksual melalui media sosial.

Tim Doktor mengabdi digawangi Dr. Nur Chanifah, S.Pd.I., M.Pd.I dari FH, dengan anggota Noveria Anggraeni Fiaji, M.Pd dr FISIP, Millatuz Zakiyah, S.Pd., M.A dari FIB, dan Prima Zulvarina, S.S., M.Pd dari FILKOM. Turut serta Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN – T) yang terdiri dari Jaenudin dan Halimatus Sa’diyah (FP), Rere Julian Amalia Putri (FIB), dan Fitroh Rafly Firdausi (FKH), melakukan kegiatan Pelatihan Mitigasi Kekerasan Seksual melalui kampanye media sosial di Pondok Pesantren Al Islahiyah Singosari, Kabupaten Malang selama 2 hari, 8-9 Agustus 2022.

Program ini terselenggara atas kerja sama enam Dosen Universitas Brawijaya (UB) dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al Islahiyah Singosari melalui program Doktor Mengabdi (DM).

Pelatihan Mitigasi Kekerasan Seksual diikuti santriwati Pondok Pesantren Al Islahiyah dan pondok pesantren berjumlah 50 Santriwati. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman serta upaya mitigasi kekerasan seksual kepada santriwati, selain itu pelatihan mitigasi kekerasan seksual dilakukan sebagai upaya untuk menghindari dan pencegahan bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan.

Kegiatan pelatihan mitigasi kekerasan seksual turut dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren Putri yaitu Dra. Anisah Mahfudz M.AP serta Ahsani Fathur Rahman sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Al Islahiyah Singosari. 

Salah satu pemateri pelatihan, Siti Kholifah, S.Sos., M.Si., Ph. D yang merupakan dosen FISIP menyampaikan bahwa kekerasan seksual merupakan salah satu upaya serta tindakan untuk memperoleh tindakan seksual dengan pemaksaan atau tanpa paksaan yang bertujuan untuk memperoleh tingkat seksualitas pada seseorang dengan tidak memandang status hubungan dengan korban.

Selain itu tindakan kekerasan seksual tidak hanya terjadi pada perempuan saja melainkan juga dapat terjadi kepada laki – laki sebagai korban maupun sebagai pelaku tindakan kekerasan seksual. Mitigasi kekerasan seksual terhadap perempuan sangatlah penting sebagai upaya untuk mengatasi terjadinya tindakan kekerasan terhadap perempuan sehingga dengan mengenali faktor pemicu terjadinya kekerasan seksual maka dapat terhindar dari adanya tindakan kekerasan seksual.

Proses pelatihan Mitigasi kekerasan seksual merupakan salah satu cara pencegahan kekerasan seksual yang kemungkinan besar dapat terjadi kepada Perempuan, sehingga dengan adanya bentuk pelatihan mitigasi kekerasan seksual dapat menjadi solusi maupun menjadi cara efektif agar dapat terhindar dari adanya kekerasan seksual terhadap perempuan. Proses pelatihan mitigasi kekerasan seksual dilaksanakan selama 2 hari dengan konsep pemberian materi yang berbeda – beda setiap harinya sesuai dengan urgensi serta sesuai dengan bidang masing-masing narasumber.

Hari pertama pelatihan mitigasi kekerasan seksual peserta diberikan materi tentang kajian literatur kekerasan seksual terhadap perempuan yang diberikan langsung oleh Siti Kholifah, S.Sos., M.Si., Ph.D. untuk sesi materi pertama, kemudian sesi kedua peserta diberikan materi tentang perlindungan hukum terhadap perempuan korban kekerasan yang diberikan langsung oleh Sri Wahyuningsih, S.H., M.Pd dari lembaga dian mutiara.

Hari kedua peserta diberikan materi tentang pencegahan kekerasan seksual yang diberikan langsung oleh Dr. Hj. Luluk Farida Muchtar, S.Ag., M.Pd untuk sesi pertama, serta sesi kedua peserta diberikan materi tentang Kampanye anti kekerasan seksual melalui media sosial yang diberikan langsung oleh Abdan Syakura, S.Sos, selama pelaksanaan kampanye media sosial peserta diberikan waktu untuk menggambar ataupun mendesain secara manual di kertas karton berupa poster kampanye media sosial dan nantinya akan dipublikasikan pada official account dengan harapan peserta mampu untuk melakukan kampanye mitigasi kekerasan seksual secara luas kepada masyarakat tentang bahaya serta dampak dari adanya kekerasan seksual terhadap perempuan. (Muiz)