The Fed Diproyeksi Tambah Suku Bunga Acuan Usai Data Tenaga Kerja AS Menguat
Berita Baru, Jakarta – Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed, diproyeksikan akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan pekan depan menyusul data pasar tenaga kerja AS yang menunjukkan kekuatan yang masih terjaga.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa jumlah warga yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru turun pekan lalu, meskipun ada kemungkinan bahwa penurunan tersebut dibesar-besarkan oleh kesulitan penyesuaian data dengan pola musiman.
“Masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan pada bulan September. Hal ini mungkin memang sudah direncanakan oleh The Fed,” ungkap analis BMO Capital Markets, Ben Jeffery dikutip dari Reuters pada Jumat (21/7/2023).
Data klaim pengangguran baru yang turun 9.000 menjadi 228.000 pekan lalu, serta klaim pengangguran lanjutan yang naik 33.000 menjadi 1,754 juta, menimbulkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga untuk terakhir kalinya pada akhir pertemuan kebijakan pada 25-26 Juli pekan depan. Para ekonom memandang bahwa klaim pengangguran baru yang jauh di bawah level 280.000 akan menandakan perlambatan yang signifikan dalam pertumbuhan lapangan kerja mengingat besarnya pasar tenaga kerja AS.
Data klaim pengangguran ini juga berdampak pada imbal hasil obligasi Treasury AS, yang menguat di tengah gagasan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Ben Jeffery menambahkan bahwa The Fed pasti ingin memastikan bahwa tidak ada pemangkasan suku bunga pada tahun ini untuk menjaga kondisi keuangan tetap cukup ketat guna terus memerangi inflasi.