Terungkap! Saefudin, Pemilik Rubicon Mario Seorang Cleaning Service Penerima BLT
Berita Baru, Jakarta – Pemilik mobil premium Jeep Rubicon yang dipakai anak pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo, Mario Dandy Satriyo, saat menganiaya putra pengurus GP Ansor, David Ozora, akhirnya terungkap.
Direktur Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan menyatakan telah mengantongi informasi bahwa Ahmad Saefudin, orang yang namanya tertera dalam surat Rubicon Mario hanya bekerja sebagai cleaning service.
Rafael sebelumnua mengklaim bahwa mobil senilai miliaran rupiah itu dibeli dari Ahmad Saefudin yang beralamat di sebuah gang di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Pahala mengatakan, identitas Ahmad Saefudin sbeagai cleaning service diketahui saat tim KPK terjun ke lapangan. “Waktu timku ke lapangan fakta ini sudah kami dapatkan,” kata Pahala, Jumat (3/3).
Baginya, patut menjadi pertanyaan apabila seorang cleaning service bisa memiliki mobil senilai miliaran rupiah yang kemudian dibeli oleh Rafael. Sebab, saat KPK mengklarifikasi kepemilikan Rubicon itu, Rafael berkilah bahwa mobil tersebut bukan atas namanya.
Sebab, setelah dibeli, Rubicon tersebut dijual ke kakaknya. Kemudian, oleh kakaknya mobil tersebut diberikan kepada anak Rafael yang menjadi pelaku penganiayaan, Mario Dandy Satrio.
Rubicon itu dipamerkan Mario di media sosialnya dan menjadi barang bukti penganiayaan anak pengurus GP Ansor. “Menurut Beliau, itu sudah dibeli dan dijual kembali ke kakaknya. Lalu, oleh kakaknya dibolehkan dipakai Mario,” kata Pahala.
Ahmad Saefudin Penerima BLT
Berbagai media ramai memberitakan bahwa Ahmad Saefudin (38), nama yang terdaftar di STNK dan BPKB mobil Jeep Rubicon Mario Dandy Satrio (20), ternyata juga terdaftar sebagai penerima bantuan langsung tunai (BLT).
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kamso Badrudin, Ketua RT 01, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/3). “Dapat. BLT masih dapat,” ungkapnya, dikutip dari kompas.com, Jumat (3/3).
Dijelaskan bahwa Saefudin mendapat BLT lantaran dirinya termasuk ke dalam golongan masyarakat kurang mampu. Sejak mengenal Saefudin, Kamso bercerita bahwa pria asal Pekalongan itu memang memiliki kesulitan dalam perekonomian.
Saefudin bahkan harus menggunakan motor tua yang sudah butut ketika pergi ke tempat kerja. “Beliau sehari-harinya cuma pakai motor butut. Motor tua gitu. Jadi kalau dia punya Rubicon, itu tidak masuk akal,” tutur Kamso.
“Bisa jadi identitasnya digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kita kan juga enggak tahu ya,” sambung dia.
Lebih lanjut, Kamso mengaku, pihaknya belum lama ini memberikan BLT kepada Saefudin. Ia terakhir kali memperoleh BLT pada tahun 2022. Saefudin tetap mendapat BLT lantaran alamat di dalam KTP-nya disinyalir belum diubah.
“Terakhir dia dapat BLT Covid-19. Pokoknya tahun 2022 dia masih dapat BLT,” papar Kamso.