Teror Sekawanan Lelaki Tak Dikenal Tewaskan 32 Orang di Kabul
Berita Baru, Internasional – Sebanyak 32 orang dan puluhan lainnya meninggal dunia akibat sebuah tembakan oleh sekawanan lelaki tak dikenal pada Jumat (6/3) di ibukota Afghanistan, Kabul, dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh para tokoh politik terkemuka.
Sebagaimana dilansir dari The Guardian, Sabtu (7/3), kejadian ini berlangsung hampir sepekan setelah AS dan Taliban menandatangani perjanjian perdamaian penting di Qatar dalam upaya mengakhiri perang Afghanistan, yang kini memasuki tahun ke-19.
Namun Taliban mengatakan mereka tidak terlibat dalam serangan itu dengan alih-alih bahwa pihaknya dan AS telah menandatangani kesepakatan damai untuk menetapkan jalan bagi penarikan pasukan Amerika dari negara itu.
Para saksi mata mengatakan penembakan dimulai pada saat mantan wakil presiden Karim Khalili menyampaikan pidato dalam suatu acara di ibukota Afghanistan, yang diselenggarakan untuk memperingati hari meninggalnya politisi Hazara terkemuka dari kelompok Syiah yang minoritas di negara itu.
Acara itu ditayangkan langsung oleh berbagai stasiun televisi Afghanistan. Khalili terlihat lari mencari tempat berlindung bersama dengan yang lainnya sewaktu tembakan mulai terjadi di sebuah gedung yang sedang dibangun di dekatnya.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Nasrat Rahimi mengatakan pasukan keamanan Afghanistan kemudian terlibat baku tembak dengan tiga penyerang dan menewaskan mereka dalam bentrokan berjam-jam untuk mengakhiri aksi mereka.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab, dan pemberontak Taliban segera membantah terlibat dalam serangan tersebut.
Afiliasi ISIS di kawasan itu, yang dikenal sebagai ISKP, telah mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan terdahulu terhadap acara pertemuan dan tempat-tempat ibadah Syiah di Afghanistan.
Kepala Eksekutif Afghanistan Abdullah Abdullah dan mantan presiden Hamid Karzai termasuk di antara pembicara tamu pada acara hari Jumat itu. Keduanya selamat tanpa cedera. Namun, seorang mantan gubernur dikabarkan termasuk yang cedera.
Presiden Ashraf Ghani mengecam serangan itu sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan” seraya mengatakan kekerasan itu ditujukan pada persatuan nasional Afghanistan.
Acara mengenang hari meningalnya Abdul Ali Mazari tahun lalu, yang dihadiri oleh sebagian besar warga Syiah Afghanistan, juga diserang. Belasan orang tewas dan banyak lagi yang cedera. Serangan itu diklaim oleh ISIS.
Pemimpin etnis Hazara itu dibunuh pada tahun 1995 setelah disandera militan sewaktu Afghanistan masih dicengkeram perang saudara.