Stafsus Erick Bantah Keterlibatan Bosnya dalam Isu Bisnis PCR
Berita Baru, Jakarta – Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga membantah bahwa Erick terlibat dalam isu bisnis tes PCR sejak awal pandemi COVID-19.
Arya mengatakan isu yang menyebut Erick ikut berbisnis tes PCR terbilang tendensius. Pasalnya, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), perusahaan yang dikaitkan dengan Erick hanya melakukan tes PCR sebanyak 700 ribu.
Sementara, total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia mencapai 28,4 juta. Dengan demikian, total tes PCR yang dilakukan oleh GSI hanya sekitar 2,5 persen dari total tes PCR di Indonesia.
“Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen, 50 persen itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5 persen,” ungkap Arya kepada media, Selasa (2/11).
Kemudian, Arya menjelaskan salah satu pemegang saham GSI adalah Yayasan Adaro Bangun Negeri. Jumlah saham yang dimiliki sebesar 6 persen.
“Jadi bayangkan, GSI itu hanya 2,5 persen, melakukan tes PCR di Indonesia, setelah itu Yayasan Adaro hanya 6 persen. Jadi bisa dikatakan Yayasan Adaro ini sangat minim berperan di tes PCR,” jelas Arya.
Terlebih, kata Arya, Erick sendiri sudah tak aktif di Yayasan Adaro Bangun Negeri sejak didapuk menjadi menteri. Dengan demikian, ia menegaskan Erick tak terlibat dengan bisnis PCR tersebut.
“Jadi jangan tendensius seperti itu, harus lebih clear melihat semua,” tutur Arya.
Arya juga menyebut ketentuan mengenai PCR tak pernah dikeluarkan oleh Kementerian BUMN. Selain itu, pemerintah juga tak pernah mengeluarkan kewajiban pelaksanaan tes PCR dengan menunjuk laboratorium tertentu.
“Kecuali tentunya yang sesuai standar yang ditentukan Kementerian Kesehatan,” ucap Arya.