Siaga, BPBD Palangkaraya Dirikan Tiga Posko Pengungsian Korban Banjir
Berita Baru, Palangkaraya – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dirikan posko pengungsian di tiga lokasi bagi para korban banjir di kota setempat.
“Tiga posko pengungsian itu ada di Aula KNPI Kalteng, Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya, kawasan Jalan Pelatuk dan Jalan A Yani. Saat ini juga persiapan pembentukan posko di Jalan Kalimantan dan Kelurahan Marang,” kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani dalam keteranganya, Jumat (18/11).
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa sampai saat ini baru tercatat ada 31 orang pengungsi yang didominasi anak-anak dan orang lanjut usia.
“Sebagian besar warga kita yang terdampak banjir masih ada yang memilih bertahan di rumah dan sebagian lainnya mengungsi di rumah kerabat,” tutur Emi.
Menurutnya, berdasar data BPBD ‘Kota Cantik’ sampai 17 November 2022, sejumlah kelurahan mulai terdampak banjir akibat meluapnya sungai besar yang melintasi Kota Palangka Raya.
Tercatat 1.733 rumah, 2.388 kepala keluarga dan 8.544 jiwa terdampak banjir akibat meluapnya air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan dan DAS Rungan.
Pihaknya memperkirakan jumlah pengungsi akan bertambah seiring masih adanya permintaan evakuasi dari warga yang rumahnya terdampak banjir.
“Mulai kemarin, Kota Palangka Raya berstatus tanggap darurat dan berlaku hingga 14 hari ke depan. Selain posko pengungsian, kami juga telah mendirikan posko lapangan, dapur umum dan layanan kesehatan serta menyiapkan kebutuhan logistik,” ujar Emi.
Emi minta masyarakat, terutama di daerah rendah dan di kawasan bantaran sungai meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya penambahan ketinggian air.
Apalagi, lanjut dia, berdasarkan informasi BMKG sampai awal tahun depan hujan masih berpotensi mengguyur sejumlah wilayah Kalteng, termasuk Kabupaten Gunung Mas dan Kota Palangka Raya.
Sementara Kabupaten Gunung Mas merupakan daerah yang menjadi hulu sungai yang alirannya melintasi wilayah Kota Palangka Raya.
“Yang tidak kalah penting, seiring dengan meningkatnya curah hujan dan tinggi debit air, masyarakat juga diminta memantau instalasi listrik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan saat banjir,” pungkasnya.