Sentimen Negatif Dominasi Netizen Soal Jilbab Paskibraka
Berita Baru, Jakarta – Lembaga analisis media sosial, Drone Emprit, mengungkapkan bahwa isu jilbab Paskibraka menuai reaksi negatif yang sangat dominan di kalangan netizen. Berdasarkan analisis terhadap 10.341 mention di Twitter (X) dan 5.765 berita daring terkait isu ini selama periode 13-15 Agustus, sentimen negatif terhadap pemerintah mendominasi percakapan.
“Sentimen terhadap pemerintah negatif 92 persen di medsos dan 52 persen di media online karena banyak kecaman netizen,” demikian pernyataan Drone Emprit melalui akun X resminya pada Sabtu (17/8/2024) lalu.
Isu ini mencuat setelah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) mengubah aturan yang semula memperbolehkan anggota Paskibraka memakai jilbab, mengakibatkan siswi yang biasa berjilbab harus melepaskannya. Reaksi keras dari berbagai pihak memaksa Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, untuk meminta maaf dan mengizinkan kembali penggunaan jilbab bagi Paskibraka pada upacara 17 Agustus di IKN Nusantara.
Analisis Drone Emprit menunjukkan bahwa sentimen negatif ini dipicu oleh kritik dari akun-akun dengan pengikut besar serta tokoh-tokoh yang peduli terhadap isu ini. Percakapan di Twitter terbagi dalam tiga klaster besar: publik, tokoh, dan media, dengan sentimen negatif mendominasi.
Rincian sentimen di media sosial menunjukkan 9.485 mention (92 persen) bersifat negatif, 596 mention (6 persen) positif, dan 260 mention (3 persen) netral. Topik negatif mencakup tudingan BPIP tidak Pancasilais, kecaman atas aturan pelepasan jilbab, seruan boikot, dan anggapan bahwa pelarangan jilbab adalah bentuk diskriminasi terhadap umat Islam.
Emosi negatif yang terdeteksi mencakup ‘anticipation’ (235) dan ‘anger’ (53). ‘Anticipation’ didorong oleh kritik, kecaman, dan ancaman boikot dari pihak-pihak seperti MUI, Muhammadiyah, dan NU. Sementara itu, ‘anger’ berasal dari kemarahan publik yang tidak setuju dengan alasan pelepasan jilbab demi keseragaman.
Di media online, sentimen negatif juga mendominasi dengan 2.819 berita (52 persen) bernada negatif, sementara 1.161 berita (22 persen) bersifat positif dan 1.397 berita (26 persen) bersifat netral. Berita-berita negatif ini antara lain menyoroti kebijakan lepas jilbab yang dianggap tidak Pancasilais, serta protes dari sejumlah pihak terhadap BPIP.
Isu ini menjadi sorotan utama di media, mencerminkan reaksi keras masyarakat terhadap kebijakan yang dinilai kontroversial.