Sengketa Hak Energi, Yunani Ambil Langkah ‘Provokatif’ Menghadapi Turki
Berita Baru, Internasional – Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan antara Turki dan UE telah mengalami ketegangan akibat perselisihan mengenai pengeboran di Mediterania timur, dengan Yunani dan Siprus menentang operasi Turki di perairan yang disengketakan.
Pada Selasa (8/12), seperti dilansir dari Sputnik News, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan saat konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto, bahwa Yunani telah melanjutkan langkah-langkah “provokatif” meskipun ada upaya diplomatik yang dilakukan oleh Turki.
Menteri Cavusoglu menambahkan bahwa “Masalah dengan UE hanya dapat diselesaikan jika mereka bertindak dengan akal sehat di KTT UE dan kemudian”. Cavusoglu melanjutkan dengan mengatakan bahwa Ankara mengharapkan UE bertindak sebagai mediator yang obyektif dalam perselisihan tersebut.
Ini terjadi setelah menteri luar negeri Uni Eropa mengatakan pada hari Senin bahwa Turki telah gagal membantu menyelesaikan perselisihan dengan Yunani dan Siprus mengenai pengeboran sumber daya gas alam di Mediterania timur. Mereka menambahkan, bagaimanapun, bahwa keputusan tentang sanksi pembalasan akan dibuat pada KTT Uni Eropa pada 10-11 Desember.
Pada hari yang sama, Daily Sabah mempublikasikan pesan video dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menekankan bahwa Ankara tidak akan mentolerir setiap upaya yang dilakukan oleh negara lain untuk membatasi Turki ke teluk Antalya di Mediterania Timur. Dia juga mengatakan bahwa jika Yunani menginginkan solusi yang langgeng untuk masalah Mediterania timur yang harus ditempuh melalui diplomasi.
Kapal penelitian Turki, Oruc Reis, di belakang, berlabuh di lepas pantai Antalya di Mediterania, Turki, Minggu, 13 September 2020. Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, menyambut baik kembalinya kapal survei Turki ke pelabuhan pada hari Minggu dari daerah sengketa Mediterania timur, jantung pertikaian musim panas antara Yunani dan Turki tentang hak atas energi.
Dalam beberapa bulan terakhir, Turki telah mengirim beberapa kapal pemboran untuk mengeksplorasi sumber daya energi di perairan yang disengketakan di Mediterania timur, sehingga memicu ketegangan dalam hubungan dengan Yunani dan Siprus yang mengklaim perairan tersebut merupakan bagian dari zona ekonomi eksklusif mereka. Turki mengatakan, bahwa klaim yang dibuat oleh Yunani dan Siprus melanggar hak kedaulatannya. Cavusoglu juga mengatakan dia tidak mengharapkan sanksi apa pun dari UE atas perselisihan itu.