Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sekjen PBB
Foto yang diabadikan menggunakan ponsel ini menunjukkan kepulan asap membubung di atas Kota Aleppo, Suriah, pada 1 Desember 2024. (Xinhua/Str)

Sekjen PBB Penghentian Kekerasan dan Perlindungan Sipil di Suriah



Berita Baru, Suriah – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menyerukan penghentian segera pertikaian di tengah eskalasi kekerasan yang terjadi baru-baru ini di Suriah, demikian disampaikan Juru Bicara (Jubir) Sekjen PBB Stephane Dujarric, seperti dikutip dari laman Xinhua News pada Selasa (3/12/2024).

Guterres khawatir dengan eskalasi kekerasan yang terjadi baru-baru ini di wilayah Suriah barat laut, ungkap Dujarric, dalam sebuah konferensi pers harian. Sekjen PBB tersebut menyerukan penghentian segera pertikaian, mengingatkan semua pihak akan kewajiban mereka di bawah hukum internasional, termasuk hukum humaniter, dan mendesak untuk segera kembali ke proses politik yang difasilitasi oleh PBB sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2254 tahun 2015.

Pernyataan Guterres itu dilontarkan setelah Hayat Tahrir al-Sham, sebuah grup yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Dewan Keamanan PBB, dan faksi-faksi oposisi sekutunya melancarkan serangan pemberontak besar-besaran pekan lalu di Aleppo, Suriah barat laut, mengubah garis depan yang berada dalam kondisi statis sejak 2020.

Menurut Dujarric, ada beberapa laporan mengenai kematian warga sipil, pengungsian puluhan ribu orang, kerusakan infrastruktur sipil, serta gangguan pada layanan-layanan penting dan bantuan kemanusiaan. Guterres menyerukan kepada semua pihak untuk melindungi warga sipil dan objek-objek sipil, termasuk dengan mengizinkan jalur yang aman bagi warga sipil untuk mengungsi dari pertikaian.

Sang sekjen PBB menekankan perlunya semua pihak secara serius menjalin komunikasi dengan utusan khususnya untuk Suriah guna memetakan solusi konflik yang komprehensif, sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2254 tahun 2015.

“Rakyat Suriah telah mengalami konflik selama hampir 14 tahun. Mereka berhak mendapatkan cakrawala politik yang akan memberikan masa depan damai, bukan lebih banyak pertumpahan darah,” tuturnya.  Selesai