Sekjen PBB Desak Penghentian Kekerasan di Garis Biru di Lebanon dan Lindungi Warga Sipil
Berita Baru, New York City – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sangat khawatir dengan eskalasi situasi di sepanjang Garis Biru, zona penyangga yang memisahkan Israel dan Lebanon, dan banyaknya korban sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, yang dilaporkan oleh otoritas Lebanon, demikian disampaikan Juru Bicara (Jubir) Sekjen PBB Stephane Dujarric pada Senin (23/9/2024), dikutip dari laman Xinhua News.
Sekjen PBB juga sangat khawatir dengan ribuan orang yang mengungsi di tengah operasi pengeboman Israel yang paling intens sejak Oktober lalu, kata sang jubir dalam sebuah pernyataan. Menyebut bahwa sekjen juga amat mengkhawatirkan serangan yang terus berlanjut oleh Hizbullah ke Israel, pernyataan itu memaparkan bahwa kepala PBB tersebut mengungkapkan kekhawatiran yang mendalam atas keselamatan warga sipil di kedua sisi Garis Biru, termasuk personel PBB, dan mengecam keras banyaknya korban jiwa.
Guterres menegaskan kembali kebutuhan mendesak untuk segera melakukan deeskalasi dan semua upaya harus dikerahkan untuk solusi diplomatik, dan seruannya bagi semua pihak untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil serta memastikan mereka tidak berada dalam bahaya, ungkap pernyataan itu.
“Dia juga mengingatkan semua pihak tentang tanggung jawab mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan semua personel dan aset PBB,” dan “mendesak para pihak untuk berkomitmen kembali pada implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan 1701 (2006) dan segera kembali menghentikan pertikaian guna memulihkan stabilitas,” kata pernyataan itu.
Serangan udara Israel di Lebanon pada Senin mengakibatkan 356 orang tewas, termasuk 24 anak-anak dan 42 wanita, dengan 1.246 orang lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Herzi Halevi, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF), pada Senin mengungkapkan bahwa Israel sedang mempersiapkan “fase berikutnya” setelah meluncurkan serangan udara berskala besar di Lebanon sebelumnya pada hari itu.